METROPOLITAN.id - Proses land clearing atau pemberisihan lahan terus dikebut PT Jasa Sarana untuk mempersiapkan lahan yang akan dibangun jalan tol khusus tambang. Terlebih, proses peletakan batu pertama atau groundbreaking akan dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada desember ini.
Jalan tol tambang tersebut rencananya akan menghubungkan kecamatan Rumpin dan Cigudeg. Wacana pembangunan tersebut sudah dari jauh-jauh hari direncanakan dan baru terealisasi saat ini.
"Prosesnya (land clearing) sudah hampir selesai. Tinggal mempersiapkan untuk groundbreaking yang rencananya akan dilaksanakan bulan ini," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin.
Ia menyebutkan dalam proses land clearing berjalan mulus, sehingga proses pembangunan jalan tol tambang akan berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan. "Direncanakan dalam satu tahun proses pembangunan. Insya Allah tahun depan atau September 2023 bisa selesai," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, pembangunan jalan tol khusus tambang ini merupakan hal yang penting sebab selama ini material tambang itu lewat jalan sejak puluhan tahun lalu banyak menimbulkan isu negatif seperti kecelakaan, polusi dan beberapa yang lainnya. “Sehingga salah satu upaya yang paling bisa memungkinkan adalah kita ingin mencoba mempercepat membangun yang namanya jalur khusus tambang,” kata dia.
Jalan khusus kendaraan tambang itu akan dibangun sepanjang 12,5 km. Nantinya, jalur tersebut akan terhubung dengan Tol JORR III.
Terkait pembiayaan, Bambang menginginkan pihak swasta yang melaksanakannya. Terutama dari para pelaku usaha tambang itu sendiri.
“Jalan khusus tambang itu diperuntukkan dari mereka (pelaku usaha tambang) dan untuk mereka. Memang butuh effort yang tinggi, bagaimana proses perizinannya harus kita lengkapi. Pemerintah juga kalau bisa ikut serta melalui BUMD untuk mempunyai saham lah, besar atau kecilnya relatif,” paparnya.
Targetnya, jalur khusus tambang itu bisa mulai dibangun pada Desember 2022. Bambang menilai pembangunan dilakukan tidak lebih dari satu tahun.
Perkiraan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp500 miliar sampai Rp600 miliar. “Yang pasti bahwa jalan khusus tambang ini tidak mengganggu mobilitas sosial yang ada untuk warga sekitar. Warga juga dipertimbangkan untuk diberi ruang, di semacam rest area gitu,” bebernya.
“Jadi dari dulu itu kan yang nggak tuntas-tuntas. Cadangan tambang itu sampai 50 tahun masih ada, kalau nggak diselesaikan sekarang, kapan lagi,” ungkapnya. (mam)