Kamis, 21 September 2023

Warga Perlu Waspada, Mengapa Jawa Barat Sering Diguncang Gempa Bumi Belakangan Ini? Ahli Paparkan Penjelasannya

- Sabtu, 10 Desember 2022 | 15:11 WIB
IST.
IST.

METROPOLITAN.id - Sejumlah daerah di Jawa Barat mengalami gempa bumi dalam beberapa waktu terakhir. Intensitas gempa di Jawa Barat pun menunjukan peningkatan.

Sejak gempa magnitudo 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur pada 21 November 2022 silam, beberapa daerah juga diguncang gempa bumi. Beberapa hari kemudian pada Sabtu 3 Desember 2022, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 juga mengguncang wilayah Garut dan sekitarnya.

Teranyar, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 dan 5,8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat,  Kamis 8 Desember 2022 pukul 07.50 WIB. Lantas, mengapa belakangan Jawa Barat diguncang gempa dalam waktu yang berdekatan?  Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, Jawa Barat merupakan daerah seismik aktif dan kompleks.

Guncangan aktif, kata dia, bisa berasal dari darat ataupun laut dengan aktivitas yang cukup intensif. Menurutnya, Jawa Barat merupakan daerah yang aktivitas gempanya paling aktif.

"Kalau dihitung-hitung, di antara Pulau Jawa, Jawa Barat yang paling aktif aktivitas gempanya," katanya dikutip dari kompas.com, Sabtu 10 Desember 2022. Ia menjelaskan, sumber gempa di Jawa Barat sangat kompleks karena terdapat banyak sumber gempa.

Sumber gempa yang berasal dari laut, yakni ada subduksi, sesar dasar laut, zona megathrust, ataupun zona intraslab.

Sementara itu, sumber gempa yang berada di daratan yakni banyaknya sesar aktif di Jawa Barat.

Sejumlah sesar aktif itu di antaranya Cimandiri, Garut Selatan, Lembang, Padalarang, Balibis, serta masih ada sesar-sesar yang belum terpetakan seperti sumber gempa yang membangkitkan gempa Cianjur.

"Kalau ternyata banyak gempa, ya karena sumbernya banyak," katanya. Dengan pertimbangan di atas, wajar jika gempa terjadi dalam waktu berdekatan ataupun bersamaan, serta suatu kebetulan ketika gempa aktif secara bersamaan.

"Mereka itu memiliki sumber sendiri-sendiri, punya akumulasi sendiri-sendiri, punya waktu matang sendiri-sendiri, punya waktu rilis sendiri-sendiri. Jadi itulah fenomena teknonik seperti itu," tukasnya.

Ia menjelaskan, Indonesia kerap diguncang gempa bumi karena dampak dari banyaknya sumber gempa. Indonesia, imbuhnya, memiliki enam zona subduksi lempeng dan 13 segmen megathrust. "Itu generator atau pembangkit gempa dahsyat," ujarnya.

Segmen megathrust itu, menurut dia, ada di barat Sumatera, selatan Jawa, utara Sulawesi, laut Malku, utara Papua, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, potensi tsunami juga sangatlah tinggi.

Selain sumber-sumber di atas, Indonesia juga mempunyai zona sesar aktif yang merupakan lempengan yang patah dan bergeser. Setidaknya ada 295 titik dan siap terjadi secara bergantian.

Apabila terdapat kejadian gempa yang berdekatan lokasi dan waktunya, hal itu bukan karena saling picu atau saling menjalar. "Itu hanya kebetulan, jadi sampai saat ini pun secara empiris untuk membuktikan sebuah gempa dapat memicu gempa lain, itu masih sulit untuk dibuktikan," pungkasnya. (kps/ryn)

Halaman:

Editor: Ryan Milan

Tags

Terkini

Pemdes Gadog Beton Jalan dan Bangun TPT

Selasa, 19 September 2023 | 17:37 WIB

OPINI: Memperdaya Teknologi Untuk Kemajuan Indonesia

Selasa, 19 September 2023 | 13:24 WIB
X