METROPOLITAN - Di balik kusutnya Terminal Baranangsiang, ada persoalan lain yang dihadapi. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencatat ada penurunan jumlah penumpang sebanyak 52 persen di Terminal Baranangsiang imbas pandemi Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan BPTJ pada Maret silam, jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi darat dari Terminal Baranangsiang itu mengalami penurunan sebanyak 52 persen. Dengan rincian sejak 15 sampai 21 Maret tercatat rata-rata per hari terdapat 97 bus AKAP yang berangkat dengan 1.113 penumpang. Lalu pada 22 sampai 28 Maret tercatat rata-rata per harinya terdapat 74 bus AKAP yang berangkat dengan jumlah penumpang rata-rata per hari 534 penumpang. “Jika dibandingkan sebelum adanya pandemi corona, memang kondisi Terminal Baranangsiang sudah mengalami penurunan jumlah penumpang,” kata Kepala Terminal Baranangsiang, Moses Lieba Ary. Ia mengaku pelayanan di Terminal Baranangsiang hingga kini belum berjalan maksimal. Sebab untuk beberapa trayek yang menuju wilayah zona merah masih belum beroperasi. Namun untuk menekan angka penyebaran dari locus transportasi darat, Moses mengaku pihaknya selalu menjalankan protokol kesehatan. Dari dilakukannya penyemprotan disinfektan kepada kendaraan, pengecekan suhu tubuh terhadap penumpang dan sopir, serta melakukan pendataan penuh penumpang yang datang dan pergi. ”Kalau masalah protokol kesehatan, kami sudah bekerja sama dengan koramil dan kepolisian dari Brimob untuk melakukan disinfeksi,” ungkapnya. ”Mulai dari pintu keluar dan seluruh pintu masuk, sistem kontrolnya setiap orang wajib masker, cek suhu dan cuci tangan,” sambungnya. Meski demikian, tambahnya, untuk saat ini setelah beroperasinya kembali Terminal Baranangsiang, jumlah penumpang kembali naik. Hal itu terbukti saat terminal kembali beroperasi normal pada Sabtu (27/6). Di mana terdapat 16 kendaraan AKAP yang datang ke Baranangsiang, dengan jumlah penumpang sebanyak 37 orang. Sedangkan untuk keberangkatannya sendiri, terdapat 21 kendaraan dengan jumlah penumpang 173 orang. Sedangkan untuk kendaraan yang melayani AKDP, terdapat 22 kendaraan yang datang dengan jumlah penumpang 94 orang. Untuk keberangkatannya, Moses menyebut ada 38 kendaraan dengan jumlah penumpang sebanyak 255 orang. Lalu untuk angkutan perkotaan (Jabodetabek, red), menjadi salah satu trayek dengan tingkat pelayanan tertinggi, dengan catatan 35 kendaraan yang datang dengan jumlah penumpang sebanyak 162 penumpang. Untuk keberangkatannya, terdapat 60 kendaraan dengan jumlah penumpang 344 penumpang. ”Kedatangan dan keberangkatan paling banyak didominasi ke wilayah Tanjung Priok, Jakarta, dan AKDP,” pungkas Moses. (dil/c/rez/run)