METROPOLITAN - Pengungkapan kasus pembunuhan yang dilakukan MR kepada dua gadis asal Bogor masih terus berlanjut. Polisi menduga masih ada korban lain dari aksi sadis yang dilakukan pria 21 tahun tersebut. Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menuturkan, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya, MR diduga tidak jera atau tidak takut atas pembunuhan yang ia lakukan pertama kali. Sehingga ia mencari korban kedua dan diduga MRI menikmati pembunuhan yang ia lakukan. Sehingga saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pengembangan atas kasus pembunuhan ini, di mana diduga ada korban-korban lain selain DP dan EL. Apalagi dalam melancarkan aksinya, MR diketahui melakukannya dalam keadaan sadar. ”Dari hasil interogasi, tersangka bisa jadi tidak jera dengan melakukan pembunuhan yang pertama, dan tersangka menikmati pada pembunuhan kedua. Saat ini kami masih mengembangkan, termasuk menelusuri jejak digital dari tersangka,” kata Susatyo. Bahkan, Susatyo mengungkapkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi jatuhnya lagi korban dari pelaku jika tidak segera ditangkap. Sebab, terdapat satu barang bukti berupa plastik sampah hitam yang belum digunakan pelaku dan diduga kuat akan digunakan untuk korban berikutnya. ”Jadi ada kantong plastik hitam yang ia gunakan untuk membungkus DP dan EL itu kita temukan di kosannya. Dan kami duga itu akan digunakan untuk korban berikutnya jika dia tidak ditangkap,” ujarnya. Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Bogor Kota Kompol Dhoni Erwanto mengaku mendapat fakta baru dari hasil penyelidikan yang sudah berjalan selama 13 hari, yakni MR diketahui menggunakan narkoba jenis sabu dan inek. Sedangkan untuk memastikan apakah MR dapat dikategorikan sebagai psikopat, pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan kejiwaan kepada MR. ”Ini adalah awal. Kita akan berkoordinasi dengan Polres Bogor. Kami juga akan melakukan kejiwaan kepada tersangka untuk memeriksa apakah dia (pelaku, red) psikopat atau tidak. Sebab, perbuatan yang dilakukan pelaku ini secara sadar. Artinya pelaku mengetahui dampak dan akibat,” kata Dhoni. Melihat adanya kasus ini, pengamat kriminal dan psikolog forensik, Reza Indragiri, menilai apa yang dilakukan MR sangat ’wajar’ karena pelaku diketahui menggunakan narkoba dengan jenis metamfetamin. Di mana, menurut Reza, metamfetamin memiliki efek yang membuat pelaku menjadi memiliki perilaku yang agresif. Sebab, efek dari metamfetamin sendiri 50 kali lebih dahsyat dari efek kokain. ”Meth adalah satu-satunya obat yang memiliki hubungan sangat kuat dengan aksi pembunuhan. Pecandu meth punya risiko membunuh sembilan kali lebih tinggi daripada bukan pemakai,” pangkasnya. (dil/c/rez/run)