Penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kota Bogor, muncul lagi. Puluhan santri dan tenaga pendidik di salah satu ponpes di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. INFORMASI yang dihimpun, tercatat sebanyak 26 santri dan seorang guru pendamping di ponpes tersebut terpapar Covid-19. Itu berawal dari adanya seorang santri yang positif. ”Jadi awalnya ada salah satu santri dari ponpes itu, warga Kecamatan Tanahsareal, yang mengalami gejala demam,” ungkap Camat Bogor Selatan, Hidayatullah. Kemudian, kesehatan santri tersebut dicek di Klinik Medika 24 Jam, pada Senin (6/9). ”Hasilnya dinyatakan positif (Covid-19, red),” terangnya. Setelah itu, pihak ponpes melaporkannya kepada ketua RW setempat, yang diteruskan ke pihak kelurahan hingga puskesmas. Berdasarkan laporan tersebut, pihak puskesmas melakukan swab test antigen terhadap 164 penghuni ponpes, pada Rabu (8/9). ”Berdasarkan hasil tes, diketahui total ada 26 santri dan satu dewan pengajar yang dinyatakan positif Covid-19. Termasuk pasien pertama tadi,” bebernya. Pihaknya pun langsung mengevakuasi para santri dan satu dewan pengajar untuk dilakukan isolasi mandiri di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, Kabupaten Bogor. ”Malamnya kita langsung evakuasi untuk memutus mata rantai penyebaran. Namun, dari 27 yang positif itu, hanya sebelas yang dievakuasi ke BPKP Ciawi,” ujarnya. ”Untuk sisanya, karena orang tuanya tidak mengizinkan (dievakuasi ke BPKP Ciawi, red), akhirnya kami minta bikin surat pernyataan. Dan mereka dirawat di rumah masing-masing,” sambungnya. Tak sampai di situ. Tracing terus dilakukan. Seperti pada Kamis (9/9), ada 44 santri dan 20 pengurus yang dilakukan swab PCR karena bergejala. ”Untuk hasilnya, kita masih nunggu. Perkiraan satu-dua hari ini sudah keluar,” imbuhnya. Soal gejala yang diderita para santri dan dewan pengajar yang sudah dinyatakan positif Covid-19, jelasnya, semua hanya bergejala ringan. ”Batuk, pilek, atau gejala ringan saja. Mengingat mereka masih pada muda juga ya,” tuturnya. Sementara, usai kejadian, untuk kegiatan belajar mengajar di lingkungan ponpes terpaksa disetop. ”Disetop dulu otomatis, dan sudah saya minta kapolsek dan kadinkes untuk tracking. Intinya, ponpes klir dulu saat ini. Tidak ada kegiatan dulu sampai hasil tracing selesai,” kata pria yang akrab disapa Dayat, Kamis (9/9). Dalam kesempatan itu, Dayat mengaku tidak mengetahui pasti ponpes di Cikaret sudah menggelar kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejak kapan. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu ke ponpes tersebut. ”Yang pasti sudah lama. Tapi kita tidak tahu secara pastinya. Besok kita akan cek dengan polsek untuk mencari tahu dapat izin dari siapa ponpes menggelar PTM,” ujarnya. Meski PTM di ponpes tersebut disetop sementara, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Kota Bogor tetap dilanjut. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, menegaskan bahwa kemunculan klaster ponpes di Kota Bogor tidak berpengaruh terhadap rencana pelaksanaan uji coba PTM. “Nggak pengaruh,” kata Hanafi kepada wartawan, Kamis (9/9). Meski demikian, Hanafi mengaku akan tetap melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor terkait temuan klaster ponpes ini. “Nanti saya koordinasi dengan Kemenag Kota Bogor juga,” tandasnya. (rez/feb/run)