Sabtu, 30 September 2023

Transportasi Massal Ibu Kota Celaka, LRT Saling Tubruk, Transjakarta Telan Nyawa

- Selasa, 26 Oktober 2021 | 10:40 WIB
(DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)
(DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

Senin, 25 Oktober 2021, jadi hari buruk bagi angkutan massal Ibu Kota. Bayangkan, dalam sehari, dua insiden kecelakaan transportasi massal terjadi hingga ada yang menelan korban jiwa. KECELAKAAN pertama, bus Transjakarta bertabrakan di Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (25/10) pagi. Akibatnya, dua orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka. Kasi Laka Lantas Polda Met­ro Jaya Kompol Eko Setio Budi Wahono mengatakan, akibat kecelakaan itu, tiga pe­numpang mengalami luka-luka. Dua di antaranya mening­gal dunia. “Iya, pas di jalur Transja­karta. Sopir kendaraan yang di belakang kegencet,” kata Eko. Insiden itu terjadi diduga karena sopir bus Transjakarta mengantuk. Sehingga kehi­langan kontrol terhadap ken­daraannya yang berujung menabrak bus di depannya. “Ngantuk yang belakang, jadi tabrak yang depan,” jelas Eko. Tak sampai di situ, pada siang harinya, dua rangkaian kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Ja­bodebek saling tubruk di wi­layah Cipayung, Jakarta Timur. Dentuman keras dari gerbong LRT yang bertabrakan itu ma­sih terngiang di telinga warga sekitar. Sehabis Zuhur, warga sekitar dikagetkan dengan suara ta­brakan LRT. Warga pun ber­bondong-bondong mencari sumber suaranya. ”Rame bunyinya! Saya lagi tiduran dan cucu juga kabur dengar itu. Ada yang teriak, ‘Kereta tabrakan!’. Kita lari se­mua, suaranya kenceng bang­et,” kata pengakuan warga, Ibu Kamijo, Senin (25/10). Ia mengaku takut mendengar kecelakaan itu hingga ter­bangun dari posisinya yang sedang berbaring di rumahnya. Kasi Ops Damkar Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, men­gatakan bahwa kereta LRT mengalami kecelakaan di jalan layang Cibubur, Jakarta Timur. Dalam insiden itu dipastikan tidak ada korban jiwa. Kepas­tian itu didapat petugas sete­lah mengecek langsung lo­kasi.
-
Gatot mengatakan, proses evakuasi kereta masih berjalan. Evakuasi difokuskan dilaks­anakan pihak LRT. “Tim Damkar hanya di bawah saja, tidak bisa naik ke atas. Tadi kita asumsinya kalau kita menggunakan bronto skylift pun, bronto kita menutu­pi jalan tol keseluruhan. Maka dari itu kita hanya luncurkan satu dan evakuasi dilakukan dari LRT sendiri,” jelasnya. Humas PT INKA (Persero), Bambang Ramadhiarto, men­jelaskan tabrakan tersebut terjadi saat uji coba. Artinya, dalam ruas ini belum ada pe­leatisonal dari kegiatan trans­portasi LRT tersebut. “Pada hari ini, Senin, 25 Ok­tober 2021, pukul 13:00 WIB telah terjadi peristiwa tumbu­ran LRT Jabodebek yang sele­sai menjalani pengujian,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (25/10). Bambang menyebut krono­logi kejadian itu terdapat satu rangkaian kereta akan langsir menumbuk rangkaian yang sedang stabling. Kereta dalam kondisi tidak berpenumpang. ’’Dalam peristiwa ini terdapat satu korban luka ringan yaitu masinis PT INKA dan saat ini masih dirawat di RS. Untuk penyebab kecelakaan masih dilakukan investigasi dari tim PT INKA,” tuturnya. Terpisah, Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero), Budi Noviantoro, mengatakan bahwa insiden tersebut meli­batkan Train Set (TS) 20 & 29 pada KM 12+800 antara Sta­siun Harjamukti–Ciracas pada Senin siang. “Kecelakaan tabrakan dari belakang pada saat pengujian sarana internal PT INKA,” ujar­nya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/10). Budi mengungkapkan, insi­den tersebut menelan korban seorang masinis TS (29) yang bernama Faisal. Masinis ter­sebut telah dibawa ke Rumah Sakit Melia Cibubur. Budi membeberkan, insiden tersebut terjadi saat Trainset 20 telah berhenti mendekati Stasiun Harjamukti pada pu­kul 12:25 WIB dan Trainset 29 menabrak dari belakang pada pukul 12:45 pada KM 12+800 antara Harjamukti–Ciracas. “Ini terindikasi langsiran yang terlalu cepat, tetapi nanti KNKT yang menentukan,” ungkapnya. Budi melanjutkan, kejadian itu berdampak pada Trainset lainnya yang sedang parkir berjajar di dekat Stasiun Har­jamukti yaitu tiga car atau gerbong pada TS 9 dan dua car atau gerbong pada TS 12. Sehingga rencana total dua trainset dan lima car atau ger­bong (TS 9 & TS 12) akan di­kembalikan ke Madiun untuk dilakukan perbaikan. Namun, dampak kerusakan pada pra­sarana masih dilakukan in­vestigasi. Selain itu, pihaknya juga me­minta maaf kepada pemerin­tah dalam hal ini Menteri Koordinator Maritim dan In­vestasi, Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, dan seluruh pemangku kepentingan lain­nya. “Karena ini memang proses pengujian LRT yang sekarang hampir selesai sebetulnya,” tegasnya. Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, mengatakan bahwa dua kecelakaan trans­portasi umum itu bisa menim­bulkan trauma bagi masyara­kat. ”Nanti penumpang takut pakai angkutan umum, apa­lagi hari ini Transjakarta ta­brakan sesama bus Transja­karta. Ini hari buruk buat angkutan umum massal Ja­karta,” kata Tigor kepada JPNN. com. Tigor menambahkan, dua peristiwa itu harus menjadi pembelajaran bagi pengelola transportasi massal agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. ”Ini harus diperbaiki betul. Masing-masing operator harus memperbaiki juga, membangun kembali kepercayaan masy­arakat,” ujar Tigor. Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) itu menegas­kan dua insiden tersebut harus diselidiki secara transparan. Selanjutnya, hasil investigasi itu dibuka ke publik. ”Jadi, itu harus dibuka ke publik kenapa (tabrakan, red) terjadi. Harus dikasih tahu secara transparan, sehingga nanti orang nggak menduga-duga,” pungkas pria berlatar belakang ilmu hukum itu. (jp/ feb/run)

Editor: admin metro

Tags

Terkini

Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo Digeledah KPK

Jumat, 29 September 2023 | 10:25 WIB

Pasutri Bogor Sekongkol Gelar Pesta Seks Semanggi

Rabu, 13 September 2023 | 08:20 WIB
X