Ingar bingar gelaran MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika terasa hingga mancanegara. Namun, gaung balapan bergengsi itu justru tidak terlalu berdampak positif bagi geliat pariwisata di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mati suri sejak awal pandemi Covid-19. SETELAH menonton helatan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, 19–20 Maret, jurnalis Harian Metropolitan juga menyempatkan bermalam di Gili Trawangan, Lombok, NTB. Gili Trawangan sendiri merupakan yang terbesar dari ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Pulau dengan panjang tiga kilometer dan lebar dua kilometer itu jadi destinasi favorit wisatawan lokal hingga mancanegara. Dimana wisatawan dimanjakan dengan pantai pasir putih dan gradasi laut berwarna biru kehijauan, bisa menyaksikan terumbu karang dan koral laut. Keunikan lainnya, tidak ada transportasi motor atau mobil yang tidak diizinkan pemerintah lokal Lombok. Tujuannya agar udara di kawasan tersebut bebas polusi. Namun, saat Metropolitan berkeliling-keliling, banyak hotel, kafe, dan resto yang tutup sejak dua tahun lalu alias sejak awal pandemi, belum juga beroperasi. Bahkan, ada banyak hotel atau resto yang kini dipenuhi rumput ilalang yang tinggi. ”Sebelum pandemi itu setiap hari nggak pernah sepi. Nah, sejak dua tahun lalu itu banyak (resto hotel atau homestay, red) yang tutup dan belum buka kembali. Pemilik dan pekerja banyak yang pulang ke tempat asal dan belum kembali lagi,” kata Bony, salah seorang pekerja wisata surfing dan diving di Gili Trawangan kepada Metropolitan, Selasa (23/3). Pria asal Flores itu juga harus gigit jari karena tempat ia bekerja mesti tutup dan belum juga buka kembali karena pemilik usaha belum kembali ke Gili Trawangan. Namun, ia enggan kembali ke Flores dan berharap geliat dunia Gili Trawangan kembali seperti sebelum pandemi. ”Bingung. Tapi saya memutuskan tetap di sini dulu, ikut dengan teman, berharap wisatawan dan bule-bule kembali datang ke sini,” ujarnya. Apalagi sejak pandemi, bule-bule yang biasa wisata di Gili Trawangan tidak lagi memenuhi tiap sudut hotel, resto, atau bar yang ada karena terhalang aturan Covid-19 di negara masing-masing. Menurutnya, adanya gelaran MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, yang jaraknya hanya 83 kilometer dari Gili Trawangan, tidak terlalu berdampak terhadap geliat wisata. ”Kitanya sepi karena nggak ada yang datang. Akhirnya yang buka baru beberapa. MotoGP itu dampaknya ramai ke kita, tapi hanya dari pengunjung di malam Sabtu lalu saja. Kalau untuk geliat usaha, banyak yang belum operasional lagi,” jelas Bony. Hal itu juga dibenarkan salah satu pelaku usaha yang menyewakan sepeda di Gili Trawangan, Risky. Buatnya, gelaran MotoGP 2022 di Mandalika tidak terlalu berdampak positif terhadap usaha di Gili Trawangan. Ia mengaku pengunjung mulai ramai saat akhir pekan gelaran MotoGP, tetapi tidak banyak pelaku usaha yang mulai kembali membuka usahanya. ”Selebihnya ya begini. Sepi. Biasanya kan hari-hari banyak bule tiduran di pantai, ini kan sepi. Di sini nggak kenal weekend, setiap hari bule itu ramai. Sekarang mah sepi. Bahkan awal pandemi atau sejak dua tahun ya kosong,” jelasnya. Sementara itu, Kapolres Lombok Utara AKBP I Wayan Sudarmanta menuturkan, geliat MotoGP 2022 di Mandalika punya dampak positif terhadap wisata di Gili Trawangan. Hal itu terlihat dari banyaknya wisatawan yang datang ke Gili Trawangan pada akhir pekan lalu atau saat gelaran MotoGP 2022 Mandalika, 19–20 Maret 2022. ”Sudah ada. Tapi memang banyak pelaku usaha yang masih belum lanjut selepas pandemi. (Mandalika, red) Berdampak karena MotoGP. Meski begitu, kita tetap berupaya menjaga keamanan dan kenyamanan di sini. Karena tetap ada pelaku usaha yang masih buka, dan masih banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Kita akan tetap menjaga kondusivitas,” pungkas Wayan saat ditemui Metropolitan di Dermaga Gili Trawangan, Rabu (23/3). (ryn/run)