Sorak-sorai teriakan ratusan demo mahasiswa terdengar nyaring dari arah Taman Air Mancur, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, menuju gerbang Istana Bogor di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. PARA mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor berjalan menuju gerbang Istana Bogor. Mereka melayangkan empat tuntutan agar segera ditindaklanjuti pemerintah. Empat orang dengan telanjang dada yang badannya sudah dipenuhi cat bertuliskan PMII, saling merangkul memimpin pergerakan mahasiswa saat itu. Diikuti satu mobil komando yang sembari berjalan perlahan, juga seorang orator yang terus berorasi di atasnya. Ratusan mahasiswa itu hadir di Jalan Jenderal Sudirman bergerak sedikit demi sedikit menuju Istana Bogor. Sekitar pukul 15:00 WIB, para mahasiswa harus berhenti di depan rentangan kawat berduri yang dipasang kepolisian. Jaraknya sekitar 500 meter dari gerbang Istana Bogor. ”Jangan menyerah, teman-teman! Kita harus terus maju sampai di depan istana rakyat (Istana Bogor, red). Kita bukan melakukan aksi anarkis. Kita melakukan ini untuk membela masyarakat,” kata salah seorang mahasiswa dari PMII Kota Bogor saat orasi di atas mobil komando, Senin (11/4). Karena terhalang kawat berduri, sedikit demi sedikit mahasiswa yang ada di depan mulai menginjak-injak kawat berduri itu hingga penyok. Para mahasiswa memaksa tetap melakukan orasi tepat di depan Istana Bogor untuk menuangkan aspirasinya. Hingga saatnya, di bawah hujan yang cukup deras, mahasiswa dan pihak kepolisian yang berjaga harus terlibat aksi saling dorong. Tetapi, aksi masih terus berjalan karena keadaan yang mulai memanas kembali kondusif dari kedua belah pihak. ”Mohon untuk orator tidak membuat provokasi terhadap anggota kami. Semua tenang!” kata Kapolresta Bogor Kombespol Susatyo Purnomo Condro yang berbicara menggunakan pengeras suara. Beberapa kali, pihak kepolisian juga tersulut emosinya hingga terlibat adu mulut. Para mahasiswa melakukan teatrikal yang menceritakan pedagang bahan pokok sedang dikelilingi para pembeli sembari dimarah-marahi akibat semua harga yang dijual pedagang tersebut mahal. ”Tanyakan ke pemerintah. Jangan tanya saya kenapa semua ini bisa mahal,” kata salah seorang mahasiswa yang berperan sebagai pedagang dalam teatrikal tersebut, sembari mendorong gerobak buatan. Setelah teatrikal selesai, gerobak buatan itu dihancurkan berkeping-keping. Lalu mahasiswa mulai menyiramkan bahan mudah terbakar di atas kepingan tersebut. Dibarengi satu buah ban mobil, para mahasiswa mulai menyulut api untuk membakar kepingan gerobak buatan dengan satu buah ban mobil bekas. Sampai lampu sorot yang ada di depan mobil water cannon milik kepolisian sudah menyala ke arah mahasiswa, dan kembali diingatkan pihak kepolisian untuk segera membubarkan diri. Hingga akhirnya, mahasiswa kembali membakar ban mobil bekas keduanya sambil menyuarakan empat tuntutan yang harus segera dipenuhi pemerintah. Yang pertama, PMII menuntut Presiden Jokowi mengevaluasi dan mengecam kinerja para jajaran kabinet yang bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan komoditas yang menjadi kebutuhan rakyat. Seperti bahan pangan pokok yang murah untuk seluruh rakyat Indonesia. Kedua, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi dan pemerintahan pusat agar membatalkan kenaikan PPN, PPH, PBB, dan BBM, yang mana kenaikan harga tersebut berdampak pada kenaikan bahan pangan kebutuhan rakyat Indonesia. Ketiga, mendesak Kementerian Perdagangan segera menuntaskan oknum-oknum mafia minyak di Indonesia. Dan terakhir, mendesak kapolri segera mengevaluasi anggotanya yang melanggar protap pengendalian massa. Sampai tuntutan selesai disuarakan orator di atas mobil komando, para mahasiswa meminta pemerintah mengambil sikap terkait problematika di atas dengan waktu 3x24 jam, dan akan datang dengan massa yang lebih banyak jika tuntutan tersebut belum juga mendapatkan respons. Setelah itu, ratusan mahasiswa yang mengikuti aksi perlahan mulai mundur meninggalkan Jalan Jenderal Sudirman untuk membubarkan diri sembari menyanyikan mars organisasi PMII, bersama-sama. ”Semua aksi di Kota Bogor di tanggal 11 April semua berjalan aman. Tadi aksi berjalan selepas Asar pukul 15:00 WIB, di dua titik yaitu di pintu 3 (Jalan Djuanda Kota Bogor) dan 1 (Jalan Jenderal Sudirman). Dan alhamdulillah baru saja kita terus mengedepankan cara-cara persuasif bernegosiasi dengan koorlap. Alhamdulillah mereka bisa mengerti dan bisa membubarkan diri,” kata Kapolresta Bogor Kombespol Susatyo Purnomo Condro usai aksi di Jalan Jenderal Sudirman. Rencananya, Selasa (12/4), mahasiswa akan kembali melanjutkan aksinya di Istana Bogor. Aksi dilakukan agar pemerintah segera menurunkan harga sembako, termasuk minyak goreng. Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Arisman, mengatakan bahwa HMI Cabang Bogor—Cabang Kota Bogor akan berlanjut. “Aksi besok sebagai bentuk kritis HMI untuk mengingatkan menyampaikan hasil kajian dan tuntutan atas polemik yang terjadi berkepanjangan,” tegasnya. Beberapa isu yang akan diperjuangkan yakni terkait tuntutan HMI agar pemerintah segera menstabilkan harga pangan, mengusut tuntas mafia minyak goreng, dan menolak kenaikan harga BBM. “Kami mengundang seluruh akder HMI turun ke parlemen jalanan,” tandasnya. (far/d/ feb/run)