Kamis, 1 Juni 2023

Desember 2022 Uji Coba Transaksi MLFF, Siap-Siap! Bayar Tol Jagorawi lewat Hp

- Senin, 10 Oktober 2022 | 10:01 WIB
TRANSAKSI: Sebuah mobil memasuki Gerbang Tol Palimanan dengan menggunakan pembayaran sistem tapping, yang mulai Desember akan beralih ke teknologi MLFF berbasis GNSS.
TRANSAKSI: Sebuah mobil memasuki Gerbang Tol Palimanan dengan menggunakan pembayaran sistem tapping, yang mulai Desember akan beralih ke teknologi MLFF berbasis GNSS.

Sekali tekan, langsung bayar. Hanya lewat smartphone nantinya masyarakat akan dipaksa terbiasa membayar tol melalui aplikasi khusus di gawai atau hp masing-masing. Untuk uji coba, Tol Jakarta-Bogor-Ciawi atau tol Jagorawi termasuk salah satunya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai uji coba transaksi tol tanpa berhenti dengan menggunakan teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk kendaraan. Uji cobanya akan dilakukan pada Desember mendatang. KASUBBID Operasi dan Pemeliharaan Bidang OP Ba­dan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Galuh Permana Waluyo men­jelaskan nantinya pembaya­ran tol tanpa berhenti ini akan menggunakan aplikasi khu­sus jalan tol yang bisa diakses melalui smartphone. Aplikasi yang digunakan untuk transaksi tol tanpa ber­henti, yakni bernama Cantas. Aplikasi tersebut nantinya akan dikelola badan usaha pelaksana PT Roatex Indone­sia Toll System (RITS) melalui Keputusan Menteri PUPR No PB02.01-Mn/132. Badan usaha tersebut dini­lai telah memiliki pengalaman untuk mengoperasikan sistem MLFF karena telah lebih dulu diterapkan di Hungaria dan Eropa. Uji cobanya di Indonesia akan dilakukan pada Desember mendatang di sejumlah ruas tol. “Teknologi ini bisa uji coba di Desember akhir tahun. Implementasi Maret 2023 tapi kita nggak mulai semua ruas tol. Dikaji dulu ruasnya ini, bergantung teknologi dan masyarakatnya juga,” jelas Galuh dalam dialog secara daring, dikutip Minggu (9/10). Untuk diketahui, dalam proyek ini, RITS telah men­eken perjanjian kerja sama dengan pemerintah sejak 15 Maret 2021 dengan masa kon­sesi selama sembilan tahun, dengan nilai investasi yang dikucurkan sebesar Rp4,4 triliun. Galuh mengungkapkan latar belakang penerapan MLFF didasari instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pre­siden mengamanatkan agar antrean kendaraan di gerbang tol dapat dihilangkan melalui aplikasi-aplikasi sensorik yang langsung dihubungkan dengan sistem pembayaran. Kemacetan di gerbang tol telah menjadi perhatian se­rius pemerintah. Karena ber­dasarkan catatan Worldbank pada 2019, kerugian yang ditimbulkan karena kemace­tan di Indonesia mencapai USD 4 miliar atau Rp56 tri­liun per tahun. Di samping itu, berdasarkan studi Roatex MLFF pada 2020, kemacetan akibat antrean digerbang tol telah menim­bulkan kerugian USD 300 juta atau setara dengan Rp4,4 triliun per tahunnya. “Manfaat penerapan MLFF lainnya adalah mengurangi polusi dan emisi karbon, men­dukung digitalisasi pembay­aran dengan membuka opsi seluruh instrumen pembay­aran, dan efisiensi biaya ope­rasional pengumpulan tol oleh BUJT dengan jaminan BUJT tetap menerima 100 persen pendapatan tol,” paparnya. Kepala BPJT Danang men­jelaskan pada tahap uji coba yang bakal dilakukan mulai Desember 2022 ini masih tanpa biaya alias gratis. Sya­ratnya, masyarakat sudah mempunyai aplikasi Cantas. Aplikasi tersebut nantinya untuk menunjang transaksi tol yang dilakukan. ”Untuk pertama ini kan tidak komersialkan dulu. Masyara­kat bisa terlatif dengan menge­cek sendiri dari titik gate masuk ke gate keluar. Pan­jangnya berapa kilometer dan bayarnya berapa (mengguna­kan aplikasi, red),” ujar Danang. Danang mengatakan, tahap pertama kemungkinan akan diakukan pada lima ruas tol yang tersebar bukan hanya di Pulau Jawa. Pada beberapa gate yang ada di gerbang tol, yang bakal diterapkan hanya­lah satu gate pada tahap uji coba. ”Kita akan mulai dengan satu (gate, red) dulu, untuk diujicobakan agar orang bisa mengaplikasikan Cantas. Ke­mudian nanti sambil familiar, pada saatnya akan diopera­sikan secara komersial,” sam­bungnya. Beberapa ruas tol yang akan diaplikasikan penerapan MLFF seperti pada ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), Ja­gorawi, kemudian juga akan didorong pada ruas Tol Sam­arinda-Balikpapan. ”Tahap pertama mau kita lakukan di beberapa ruas. Mungkin sekitar lima ruas. Begitu gate-nya sudah dipa­sang dan dibangun, akan kita langsung uji cobakan. Sekarang kameranya (diatur, red) untuk mengenali ken­daraan itu,” kata Danang. Mengutip akun resmi Ins­tagram @pupr_bpjt, MLFF atau sistem pembayaran tol tanpa berhenti ini adalah sis­tem yang diterapkan pada saat kendaraan sedang melaju. Artinya, tidak akan ada lagi transaksi di pintu tol, sehing­ga dapat mempersingkat waktu perjalanan. “Sistem ini menggunakan teknologi Sistem Satelit Navi­gasi Global (GNSS) yang me­mindahkan metode transaksi tol yang sebelumnya berbasis chip menjadi pembayaran berbasis akun dan server,” de­mikian unggahan pupr_bpjt, dikutip Minggu (9/10). Pengguna jalan cukup men­gunduh aplikasi pada perang­kat/smartphone untuk dapat melakukan pembayaran tol. Saat akan memulai perjalanan, pengguna diminta melakukan aktivasi aplikasi pada perang­kat dengan menekan tombol mulai. Lalu, ponsel pengguna akan mengirimkan sinyal GPS ke sistem pusat MLFF, dan GPS akan mendeteksi lokasi ken­daraan serta memotong saldo secara otomatis. Kementerian PUPR melalui BPJT menyebut telah memu­lai konstruksi transaksi tol menuju sistem MLFF. “Penggunaan teknologi uang elektronik chip based dengan tapping telah menghemat waktu transaksi. Yang sebe­lumnya menggunakan cash, dari sepuluh detik ke empat detik,” imbuhnya. Dengan MLFF, pembayaran tol tanpa tap di gerbang atau nirsentuh, tak lagi harus ber­henti dan antre membayar. “Penggunaan MLFF bisa menghilangkan waktu an­trean menjadi nol detik. Man­faat lain adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminima­lisasi bahan bakar kendaraan,” demikian mengutip @pupr_ bpjt. (jp/feb/run)

Editor: admin metro

Tags

Terkini

X