AM, remaja 14 tahun yang tewas terlindas truk di Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, sudah menempati pusaranya. Kematian tragis AM terekam dalam video yang beredar luas di masyarakat. Detik-detik nyawanya hilang ada dalam rekaman video yang diambil teman-temannya satu geng ’rojali’-sebuah kelompok remaja yang kerap menyetop truk demi konten media sosial.
Niat AM beraksi sok jagoan mengadang truk yang melaju melewati Exit Tol Gunungputri harus terhenti. Di luar skenario yang diinginkan W dan teman-temannya, aksi setop truk yang melaju justru mengantarkan nyawa AM ke pangkuan Ilahi.
AM tewas seketika saat berusaha menyetop truk yang lewat. Roda truk menggilas tubuh remaja tanggung hingga napasnya berhenti.
Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Bogor Ipda Angga Nugraha Firmansyah mengatakan, dari keterangan para saksi, remaja tersebut awalnya sengaja mengarah dan berusaha memberhentikan truk yang tengah melaju. Nahas, ia pun terlindas truk.
“Sebelum terjadi kecelakaan lalu lintas, kendaraan jenis truk tronton bergerak dari arah Exit Tol Gunungputri menuju Nambo. Setibanya di TKP, dua anak secara paksa memberhentikan truk tronton tersebut, hingga menabrak satu anak,” terang Angga.
Kapolsek Gunungputri Kompol Bayu Tri Nugraha mengaku akan memanggil remaja-remaja di kawasan Gunungputri yang kerap membuat konten dengan cara membahayakan diri dan orang lain. “Imbauan agar anak-anak yang masih membuat konten tersebut (setop truk, red), siap-siap akan kami periksa di polsek,” kata Bayu Tri Nugraha.
Pihaknya juga akan menelusuri komunitas rombongan jamaah liar (rojali) yang kerap memberhentikan truk dengan paksa demi sebuah konten. “Kami dari polsek akan menelusuri komunitas rojali ini.
Siapa ketuanya, di mana tempat kumpulnya, dan lain-lainnya,” ujar Bayu. Kepala Desa Gunungputri Damanhuri mengaku pihaknya juga sempat memintai keterangan teman korban tewas, berinisial I. Damanhuri menyampaikan bahwa I mengaku sebagai kreator konten setop truk.
“Kemarin itu satu orang temannya yang pakai baju hijau itu kita panggil juga ke desa, kita tanya-tanyakan. Ternyata dia memang kreatornya, dia yang atur gimana rekamnya. Yang kaus hijau itu inisial I, kalau nggak salah,” kata Damanhuri kepada Metropolitan, Senin (16/1).
Ia menuturkan, anak-anak yang terlibat aksi setop truk pada Sabtu (15/1) itu tergabung dalam komunitas di Facebook, dan menjadikan Gunungputri sebagai titik temu.
”Yang kemarin itu diduga buat konten. Karena ada dua titik video amatir yang kita dapat dari temanāteman korban. (Video, red) Dari belakang sama dari samping. Artinya ini kan sudah ada skenario,” imbuh Damanhuri.
Ia menjelaskan bahwa AM dan teman-temannya sengaja janjian untuk melakukan aksi konyolnya di Gunungputri. “Kejadian ini bukan orang Gunungputri, tapi dari Yasmin, Bogor Kota. Karena mereka memiliki komunitas, jadi saling lah mereka bertukar informasi dan janjian. Janjiannya juga kebetulan di Desa Gunungputri,” tambahnya.
Damanhuri mengaku tidak tahu soal motif anak-anak tersebut berburu konten membahayakan itu. Apakah motifnya untuk penghasilan atau lainnya. “Kalau untuk menghasilkan uang ataupun dibayar, itu tidak menjadi pertanyaan kita kemarin. Saya rasa ini ada masalah psikologi pada anak-anak dalam memainkan peran di zaman digitalisasi ini (dalam pemanfaatan internet, red),” bebernya.
Menurutnya, peran orang tua dan lingkungan sangatlah penting untuk masa tumbuh anak, terutama saat masa mencari jati diri. “Perlu penanganan khusus. Anak-anak ini butuh perhatian dan butuh ruang untuk mereka bisa mengeksplorasi jati dirinya agar bisa terwadahi,” ujarnya.