Senin, 27 Maret 2023

Dua Orang Rekam Detik-Detik Ajal Rojali, Pembuat Konten Diburu Polisi

- Selasa, 17 Januari 2023 | 10:01 WIB
MIRIS: Tangkapan layar video detik-detik remaja tertabrak truk di Gunungputri demi konten. (foto tangkapan layar instagram)
MIRIS: Tangkapan layar video detik-detik remaja tertabrak truk di Gunungputri demi konten. (foto tangkapan layar instagram)

AM, remaja 14 tahun yang tewas terlindas truk di Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, sudah menempati pusaranya. Kematian tragis AM terekam dalam video yang beredar luas di masyarakat. Detik-detik nyawanya hilang ada dalam rekaman video yang diambil teman-temannya satu geng ’Rojali’-sebuah kelompok remaja yang kerap menyetop truk demi konten media sosial.

Niat AM beraksi sok jagoan mengadang truk yang melaju melewati Exit Tol Gunungputri harus terhenti. Di luar skenario yang diinginkan W dan teman-temannya, aksi setop truk yang melaju justru mengantarkan nyawa AM ke pangkuan Ilahi.

AM tewas seketika saat beru­saha menyetop truk yang lewat. Roda truk menggilas tubuh remaja tanggung hingga napas­nya berhenti.

Kanit Gakkum Sat Lantas Pol­res Bogor Ipda Angga Nugraha Firmansyah mengatakan, dari keterangan para saksi, remaja tersebut awalnya sengaja menga­rah dan berusaha memberhen­tikan truk yang tengah melaju. Nahas, ia pun terlindas truk.

“Sebelum terjadi kecelakaan lalu lintas, kendaraan jenis truk tronton bergerak dari arah Exit Tol Gunungputri menuju Nam­bo. Setibanya di TKP, dua anak secara paksa memberhentikan truk tronton tersebut, hingga menabrak satu anak,” terang Angga.

Kapolsek Gunungputri Kom­pol Bayu Tri Nugraha mengaku akan memanggil remaja-rema­ja di kawasan Gunungputri yang kerap membuat konten dengan cara membahayakan diri dan orang lain. “Imbauan agar anak-anak yang masih membuat konten tersebut (setop truk, red), siap-siap akan kami periksa di polsek,” kata Bayu Tri Nugraha.

Pihaknya juga akan menelusuri komunitas rombongan jamaah liar (Rojali) yang kerap member­hentikan truk dengan paksa demi sebuah konten. “Kami dari polsek akan me­nelusuri komunitas Rojali ini.

Siapa ketuanya, di mana tempat kumpulnya, dan lain-lainnya,” ujar Bayu. Kepala Desa Gunungputri Damanhuri mengaku pihaknya juga sempat memintai kete­rangan teman korban tewas, berinisial I. Damanhuri meny­ampaikan bahwa I mengaku sebagai kreator konten setop truk.

“Kemarin itu satu orang teman­nya yang pakai baju hijau itu kita panggil juga ke desa, kita tanya-tanyakan. Ternyata dia memang kreatornya, dia yang atur gimana rekamnya. Yang kaus hijau itu inisial I, kalau ng­gak salah,” kata Damanhuri kepada Metropolitan, Senin (16/1).

Ia menuturkan, anak-anak yang terlibat aksi setop truk pada Sabtu (15/1) itu tergabung dalam komunitas di Facebook, dan menjadikan Gunungputri se­bagai titik temu.

”Yang kemarin itu diduga buat konten. Karena ada dua titik video amatir yang kita dapat dari teman‐teman korban. (Vi­deo, red) Dari belakang sama dari samping. Artinya ini kan sudah ada skenario,” imbuh Damanhuri.

Ia menjelaskan bahwa AM dan teman-temannya sengaja janjian untuk melakukan aksi konyolnya di Gunungputri. “Kejadian ini bukan orang Gunungputri, tapi dari Yasmin, Bogor Kota. Karena mereka memiliki komunitas, jadi saling lah mereka bertukar informasi dan janjian. Janjiannya juga kebetulan di Desa Gunung­putri,” tambahnya.

Damanhuri mengaku tidak tahu soal motif anak-anak ter­sebut berburu konten memba­hayakan itu. Apakah motifnya untuk penghasilan atau lainnya. “Kalau untuk menghasilkan uang ataupun dibayar, itu tidak menjadi pertanyaan kita kema­rin. Saya rasa ini ada masalah psikologi pada anak-anak dalam memainkan peran di zaman digitalisasi ini (dalam peman­faatan internet, red),” bebernya.

Menurutnya, peran orang tua dan lingkungan sangatlah pen­ting untuk masa tumbuh anak, terutama saat masa mencari jati diri. “Perlu penanganan khusus. Anak-anak ini butuh perhatian dan butuh ruang untuk mereka bisa mengeksplorasi jati dirinya agar bisa terwadahi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: admin metro

Tags

Terkini

X