Rencana Wali Kota Bogor Bima Arya membangun pusat olahraga di setiap kecamatan sebagai janji kampanye, memang perlahan kelihatan di tahun terakhir jabatannya.
Sejumlah gelanggang olahraga berdiri, di antaranya Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM) Bogor Utara, GOM Bogor Selatan, Gelanggang Olahraga (GOR) Pajajaran, dan terakhir Lapangan Bola Manunggal yang belum lama ini diresmikan.
PERSOALANNYA, seiring terbangunnya sarana dan prasarana olahraga di kecamatan tersebut, arah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor justru mulai berbelok dengan munculnya rencana mengomersialkan fasilitas yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) alias duit rakyat. Padahal, saat peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 secara daring, Kamis (9/9/2021), Bima Arya mengatakan bahwa pemerintah harus memiliki komitmen yang kuat, terutama dalam aspek penganggarannya guna mewujudkan prestasi olahraga.
“Jadi tidak menganggap olahraga itu pelengkap, tapi olahraga itu harus jadi mainstream. Alokasi anggaran untuk olahraga, untuk gedungnya itu juga menjadi bagian yang harus diprioritaskan.
Ini perlu kesadaran semua, terutama kementerian dan juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan juga semuanya,” kata Bima Arya.
Namun, setelah gelanggang olahraga dibangun, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) berencana mematok tarif sewa untuk fasilitas sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kota Bogor.
Termasuk Lapangan Bola Manunggal yang diusulkan dipatok seharga Rp500 ribu per jam. Usulan penerapan harga sewa di tiga lapangan bola itu, saat ini sedang diusulkan ke DPRD Kota Bogor untuk dibahas dan dimasukkan Peraturan Daerah (Perda) Retribusi.
Pemkot Bogor sendiri baru saja meresmikan tiga lapangan bola baru yang ada di wilayahnya pada Rabu, 21 Desember 2022.
Ketiga lapangan bola itu di antaranya, GOM Bogor Utara, GOM Bogor Selatan, dan Taman Manunggal.