bisnis

Trik Khusus Menyajikan Kolang Kaling

Senin, 21 Mei 2018 | 10:23 WIB

-
METROPOLITAN – Dibalik proses pembuatan kolang kaling menyisakan cerita tersendiri. Siapa sangka kolang kaling bisa dinikmati warga bergantung dari ramuan penyaji yang mengolahnya. Hanya tangan-tangan cekatan yang mampu membuat buah aren menjadi kolang kaling. "Jadi yang membedakan itu tergantung yang ngulubnya (rebus, red). Kalau ngangkatnya kecepatan atau kelamaan itu tidak bisa dimakan. Jadinya harus pas," papar Nenek Aswi.

Kalau pun dipaksakan kolang kaling yang sudah gagal diperjualbelikan ke masyarakat, dampak yang bisa dialami warga adalah gatal-gatal dibagian mulut, hingga menyebar ke yang lainnya. "Makanya tidak bisa sembarangan. Kalau gagal itu bisa gatel dan tidak bisa dimakan. Gagal ya dibuang," kata dia.

Proses pembuatan kolang kaling sendiri bermula dari buah aren bewarna hijau (mentah) yang direbus atau dibakar. Kemudian, buah itu akan berubah warna menjadi hitam pekat. Selanjutnya, para pegawai akan mengupas satu persatu buah yang memiliki dua hingga tiga biji kolang kaling. Setelah itu, biji ditumbuk dan dibersihkan untuk nantinya direndam sampai dijual ke masyarakat.

Tapi tidak semudah itu menyajikan kolang kaling hingga dapat diolah menjadi beberbagai makanan. Bukan hanya pengolahan yang harus tepat, tetapi saat memindahkan buah aren ke dalam tong panas itu harus dilakukan dengan trik. Tujuannya, agar terhindar dari rasa gatal yang disebabkan oleh getah di buah aren tersebut.

Seperti temuan Metropolitan saat pekerja tengah memproses pembuatan kolang kaling. Aden, bocah berusia empat tahun ini terasa gatal setelah memegang buah berwarna hijau itu. Air matanya dengan sendiri keluar dari bocah berambut tipis klimis tersebut. Ibunya yang tengah mengupas buah aren pun menghentikan kegiatannya. Dengan niat ingin mengobati rasa gatal yang dilanda anak semata wayangnya ini.

Tak perlu lama, dengan cekatan sang ibu mendudukan anaknya tak jauh dari tungku yang sedang merebus buah aren yang tengah mendidih. Sambil tangan sang ibu mendekatkan ke tungku untuk mendapatkan hangatnya api dan asap dari didihan buah aren. "Biasanya seperti ini kalau gatel. Tangan yang dipanaskan itu diusapkan ke wilayah yang merasa gatal. Kalau tidak sembuh juga bisa pake sapu injuk yang dibakar, dan setelah keluar asap dan api dipadamkan lalu diusapkan kepada bagian yang gatal, atau menggunakan minyak tawon," ungkapnya.

(rez/mam/py)

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB