Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay menuturkan, perputaran uang yang dialami dunia kuliner di Kota Bogor memang cukup meningkat khususnya di bulan ramadan. Tren berbuka puasa diluar menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kenaikan perputaran uang. Hal itu terbukti pada 2017 lalu perputaran uang dunia kuliner mencapai Rp15 miliar sampai dengan Rp20 miliar. "Untuk tahun ini estimasinya ada di angka Rp7 miliar sampai dengan Rp8 miliar sampai di hari ke 10 bulan puasa. Karena memang pengunjung pun cukup meningkat untuk di bulan ramadan ini," kata Yuno.
Selain karena tren buka puasa diluar rumah masih banyak dilakukan, Kota Bogor sendiri sudah diketahui sebagai kota kuliner. Sehingga banyak masyarakat yang datang hanya untuk berwisata kuliner di Bogor. “Rp20 miliar ini bagi resto atau kafe yang terdata oleh Bapenda dan PHRI, belum lagi wisata kuliner jalanan yang cukup memposa, bahkan bisa lebih dari Rp20 miliar jika disatukan dengan kuliner jalanan,” paparnya.
(cr1/b/mam/py)