Salah satunya Devy Erianti. Wanita kelahiran Bogor, 14 Februari 2000 itu sudah menjadi selebgram selama dua tahun. Berawal dari foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya dengan seragam bersama teman-teman, membuat followersnya bertambah.
Dengan modal komposisi foto yang menarik, Devy telah memiliki 178.000 followers. Praktis, Devy diberi tawaran untuk mengiklankan salah satu produk milik online shop. "Awalnya tuh karena banyak yang ngelike foto di Instagram, mereka juga banyak yang follow. Mungkin karena tampilan fotonya menarik, jadi ada salah satu online shop yang minta dipromosikan produknya sama aku," ujar Devy kepada Metropolitan, kemarin.
Tak hanya itu, Devy juga menerima tawaran online shopnya dengan sukarela tanpa dibayar. Hanya dibayar dengan salah satu produk yang dimiliki online shop tersebut. "Awalnya aku kasih gratis, tapi makin ke sini ada saja yang minta aku endors atau aku promosiin. Jadi akhirnya aku kasih harga deh. Awalnya aku kasih harga Rp50.000 per satu kali unggah," tutur wanita berparas cantik ini.
Hingga saat ini, Devy telah membuka harga Rp400.000 per satu kali promosi. Barang yang dipromosikan pun beragam. Mulai dari sepatu, baju, masker wajah dan lain sebagainya. Keuntungan yang didapat pun cukup banyak. Mulai dari uang hingga barang.
"Jadi, enaknya tuh kita dapat barang yang kita promosikan secara gratis. Nanti di rumah tiba-tiba ada paket endors gitu, senang saja setiap hari banyak hadiah yang dikirim ke rumah. Aku juga bisa belanja dan ngasih ke orang tua dari hasil endors," katanya.
Penghasilan yang didapat kini bisa mencapai Rp2,5 juta per bulan. Dengan penghasilannya itu, ia bisa membeli apa yang ia mau dan mendapatkan beberapa barang yang telah dipromosikannya. "Memang belum besar sih jumlah yang aku dapatkan. Tapi enak aja kalau mau apa-apa, nggak usah minta orang tua dulu," bebernya.
Di balik itu semua, Devy harus pintar-pintar membagi waktu untuk sekolah dan foto endorsnya. Sebab, kebanyakan online shop tidak sabar minta dipromosikan secepatnya. "Aku kadang suka pulang malam. Aku pernah dimarahin sama orang tua gara-gara sibuk ngurus endors dibanding sekolah. Tapi saat ini Alhamdulillah aku sudah bisa bagi waktu sebaik mungkin," pungkasnya.
(cr1/c/mam/py)