METROPOLITAN – Usaha Kecil Menengah (UKM) punya kesempatan yang semakin luas untuk menembus pasar global. Peluang ini terbuka, menyusul kesepakatan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Bukalapak untuk membawa UKM daerah menuju pemasaran online ke pasar global. Hal ini disampaikan kedua belah pihak dalam upacara penutupan Apkasi Otonomi Expo 2019 di Hall B, Balai Sidang Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta.
Ketua Umum Apkasi Abdullah Azwar Anas yang dalam acara penutupan secara langsung meminta CEO Bukalapak, Ahmad Zaky, menceritakan bagaimana ia membangun bisnisnya dari nol. Azwar Anas berkeinginan menggandeng Bukalapak untuk bersama-sama Apkasi membantu UKM-UKM di daerah anggotanya yang mencakup 416 pemerintah kabupaten. “Saya melihat Bukalapak ini sudah teruji sistemnya. Sementara Apkasi punya potensi komoditas yang tersebar di seluruh nusantara,” ujarnya.
Atas ajakan ini, Zaky antusias menyanggupinya. “Saya sudah berkeliling ke arena pameran yang digelar Apkasi dan saya melihat begitu banyak potensi komoditas yang bagus-bagus. Sangat sayang kalau ini tidak di-online-kan agar masyarakat mengetahuinya,” imbuhnya.
Zaky bahkan sedikit membocorkan strategi pemasaran yang tengah dibidik Bukalapak, yakni go-global. “Kami melihat bahwa potensi pemasaran ke negara-negara lain dalam jangka pendek negara-negara di ASEAN dulu, insya Allah bisa ditembus. Dengan fitur ini akan memberikan pengalaman dan tantangan kepada pelaku UKM untuk pertama kalinya bisa melakukan perdagangan expor ke luar negeri,” kata Zaky.
Dengan kesepakatan Apkasi dan Bukalapak, baik Azwar Anas maupun Zaky, langsung menindaklanjuti untuk mengadakan rapat koordinasi antarstaf dalam waktu dekat. “Sekarang ini eranya kolaborasi dan tak perlu kita membangun sistem sendiri-sendiri,” ujar Azwar Anas.
Selain dengan Bukalapak, dalam kesempatan yang sama Apkasi siap berkolaborasi dengan Kemenpar untuk mengembangkan berbagai sektor pariwisata di daerah, mulai pariwisata lintas batas negara (crossborder tourism), homestay sampai desa wisata.
“Apkasi tersebut mendukung program Kemenpar, sehingga ke depan kebijakan pariwisata nasional bisa semakin punya instrumen pelaksanaan yang efektif dan saling dukung di daerah, di mana Apkasi beranggotakan 416 kabupaten,” ujar Abdullah Azwar Anas yang baru saja menggantikan Mardani H Maming sebagai ketua umum Apkasi.
Anas menjelaskan, pengembangan kolaborasi pariwisata ini sekaligus bagian dari strategi mendorong kemajuan seni-budaya daerah, karena semakin kuat konten kearifan lokal, semakin kuat pula daya tariknya untuk pengunjung.
Sementara itu terkait pengembangan desa wisata, Apkasi siap berkolaborasi dengan Kemenpar untuk menyukseskan program desa wisata sesuai visi Presiden Jokowi untuk membangun bangsa dari pinggiran, termasuk desa dengan memanfaatkan budaya, alam, dan kreativitas warganya. “Apkasi siap menyukseskan target 2.000 Desa Wisata Mandiri yang dicanangkan pemerintah pusat. Bukan hanya desa wisata rintisan, berkembang, dan maju, tapi sudah mengarah ke mandiri,” jelas Anas.
Di Indonesia, total ada sekitar 83.000 desa/setingkat desa. Dari jumlah itu, sudah dihitung oleh tim di pemerintah pusat, kira-kira 10 persennya berpotensi menjadi desa wisata. “Itu tugas bersama Apkasi, kami para bupati, dan nanti kolaborasi dengan Kemenpar dan pemerintah provinsi,” ujar Anas.
Terkait pengembangan homestay, Anas menambahkan, fokusnya adalah mengangkat kearifan arsitektur khas lokal untuk diimplementasikan dalam homestay-homestay dengan pendampingan Kemenpar. “Di Kemenpar sudah ada ribuan kamar penduduk di desa-desa yang diaktivasi menjadi homestay. Juga ada arsitektur khas lokal yang diusung sehingga jadi daya tarik. Nah itu akan dikerjasamakan Apkasi agar merata ke semakin banyak kabupaten di Tanah Air,” pungkas Anas. (jp/feb/py)