JAKARTA, Jawa Pos – Tak mau ketinggalan dengan BUMN lain, PT Sarinah juga agresif melakukan ekspansi. Perusahaan pelat merah itu akan membangun rumah sakit ibu dan anak di Surabaya serta memodernisasi pusat per belanjaan di Malang. Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa menyatakan, pembangunan rumah sakit ibu dan anak tersebut dilakukan berdasar rekomendasi Pemkot Surabaya.
’’Ada tokonya, tapi yang major kami buat rumah sakit, toko Sarinah ada di dalamnya,’’ katanya kemarin (27/8). Rencananya, proyek yang masih dalam tahap feasibility study (FS) tersebut menelan dana Rp 400 miliar. ’’Belum termasuk kontennya. Sekitar dua tahun diharapkan selesai,’’ paparnya.
Selain itu, Sarinah akan mengembangkan proyek mix used di Malang. Perseroan telah memiliki Sarinah Mall di Jalan Basuki Rahmat dengan luas lahan 6 ribu meter persegi. ’’Kami buat kesepakatan dengan pemkot, disarankan ada hotelnya, ada tokonya. Dulu tempat itu namanya Concordia Societeit. Nah, kami akan bangun fasad depan Concordia, belakangnya jadi komersial,’’ urainya.
Pihaknya menargetkan, pada semester pertama tahun depan, administrasi dan studi kelayakan proyek bisa selesai. Lalu, pada semester kedua, pekerjaan tender bisa dilaksanakan sehingga 2021 dilakukan pembangunan proyek ter sebut. Sarinah memiliki sejumlah landbank di 17 lokasi di Pulau Jawa. Yang di Jakarta, antara lain, 1,7 hektare di Jalan M. H. Thamrin; 2,3 hektare di Pancoran; Jalan Majapahit seluas 1,5 hektare; dan di Jalan Ir H Juanda 2 hektare.
Tak hanya itu, Sarinah masih memiliki beberapa land bank di Bandung, Semarang, hingga Surabaya. Perseroan pun menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar untuk sejumlah proyek, tapi baru terserap 20 persen pada semester pertama 2019. Sementara itu, target pendapatan perseroan tahun ini Rp 892 miliar dan laba Rp 27 miliar.
Sayang, hingga semester pertama 2019, perolehan pendapatan Sarinah baru Rp 150 miliar dengan laba Rp 1 miliar. ’’Sebenarnya, di trading kami menyimpan banyak. Semoga Agustus ini ke luar beberapa izin impor untuk beberapa produk yang dibutuhkan masyarakat,’’ ungkapnya.
Sarinah memang memiliki izin untuk melakukan importasi sejumlah produk seperti beras khusus, minuman beralkohol, maupun bahan pendukung industri makanan seperti sakarin. Menurut dia, jika sampai triwulan ketiga capaian pendapatan dan laba Sarinah belum sampai dari setengahnya, terpaksa akan ada revisi target. (vir/c5/oki)