METROPOLITAN - Melonggarnya aturan kegiatan masyarakat memberikan harapan bagi banyak pebisnis. Termasuk pebisnis properti. Mereka mulai menggelar pameran untuk mendongkrak penjualan. Direktur Marketing Pakuwon Sutandi Purnomosidi mengatakan, pameran merupakan salah satu pendongkrak penjualan produk yang dimiliki. Setiap kali menghelat ekshibisi, ia selalu menargetkan pendapatan Rp200 miliar. “Setiap tahun, kami menggelar tiga kali pameran. Dan setiap kali pameran target tersebut selalu terpenuhi,” ungkapnya pada konferensi pers Pakuwon Group Property Expo. Tahun ini, lanjutnya, Pakuwon mengincar pendapatan yang besar di Pasar Surabaya dan sekitarnya. Yakni Rp1,4 triliun. Dari sana ia memproyeksi setidaknya 40 persen datang saat pihaknya melakukan pameran. Apalagi pameran tersebut dilakukan sesaat setelah stimulus bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diumumkan. Program tersebut membebaskan PPN 100 persen untuk hunian senilai Rp2 miliar ke bawah dan 50 persen untuk hunian senilai Rp2 miliar sampai Rp5 miliar. Hal tersebut diakui membuat investor yang dua tahun ini tiarap kembali bermain di pasar properti. ’’Dampaknya memang luar biasa. Salah satu repeat customer (pembeli langganan, red) malah beli 15 unit. Tentunya menggunakan NPWP dia dan keluarganya,’’ jelasnya. GM Marketing Pakuwon Hario Utomo menambahkan, pengembang seperti Pakuwon memang bisa memanfaatkan penuh stimulus yang diberikan pemerintah. Pasalnya, mereka memilih membangun produk terlebih dahulu sebelum melakukan peluncuran. Otomatis, semua produk yang mereka jual merupakan stok yang siap huni. ’’Di wilayah Surabaya dan sekitarnya, nilai rumah ready stock kami tahun ini mencapai Rp1,6 triliun. Itu artinya kami targetkan hampir semua stok akan laku tahun ini,’’ ungkapnya. Menurut Hario, bisnis properti Pakuwon sendiri tak pernah terlalu turun. Salah satu kuncinya adalah pameran offline. November tahun lalu, pihaknya berhasil mencatat penjualan senilai Rp280 miliar. Soal pameran virtual, Hario mengaku tak ingin latah. Ia mengaku bahwa konsumen bakal lebih puas jika berbicara langsung dengan agen lalu melihat show unit secara langsung. Memang, yang meraup rejeki berlimpah tahun ini adalah pengembang yang tak menunggu pembelian untuk membangun rumah. Direktur Jade Group Prany Riniwati mengaku pihaknya sampai menggenjot kinerja proyek untuk mengejar target penyerahan rumah sebelum 31 Agustus. ’’Awalnya, kami menyiapkan stok rumah sekitar 70 unit tahun ini. Tapi bulan ini kami putuskan untuk mengejar stok rumah hingga 150 unit sampai Agustus nanti,’’ ungkapnya. Dalam dua minggu terakhir, lanjut Prany, pihaknya berhasil menjual 40 rumah di kawasan tersebut. Itu sudah melebihi angka penjualan dua bulan pertama yakni 35 unit. Untuk memanfaatkan momen tersebut dengan maksimal, ia sudah menambah SDM dan bahan untuk mempercepat proyek. ’’Biasanya, kami menargetkan 20 rumah selesai per bulan. Tapi mulai awal Maret targetnya menjadi 40 unit per bulan,’’ paparnya. Memang, beberapa pengembang tak seberani Prany. Ketua Realestat Indonesia Jawa Timur (REI Jatim) Soesilo Efendy mengatakan bahwa beberapa pengembang masih ragu untuk menawarkan harga diskon PPN kepada klien. Hal tersebut karena belum ada petunjuk pelaksana mengenai aturan tersebut. Ditambah lagi, tak semua pengembang memiliki produk yang siap huni. Dari total anggota REI Jatim, 30 persen memang punya stok rumah. Namun, sisanya masih menunggu ada pembeli sebelum membangun rumahnya secara fisik. ’’Stimulus ini memang untuk mengobati pengembang yang menderita pembatalan kontrak jual beli tahun lalu. Atau yang produknya terancam tak laku tahun ini,’’ ujarnya. (jp/feb/ run)