bisnis

Pameran Properti makin Dihidupkan

Selasa, 30 Maret 2021 | 19:45 WIB

METROPOLITAN - Melong­garnya aturan kegiatan ma­syarakat memberikan harapan bagi banyak pebisnis. Ter­masuk pebisnis properti. Mereka mulai menggelar pameran untuk mendongkrak penjualan. Direktur Marketing Pakuwon Sutandi Purnomosidi men­gatakan, pameran merupakan salah satu pendongkrak pen­jualan produk yang dimiliki. Setiap kali menghelat ekshi­bisi, ia selalu menargetkan pendapatan Rp200 miliar. “Setiap tahun, kami meng­gelar tiga kali pameran. Dan setiap kali pameran target tersebut selalu terpenuhi,” ungkapnya pada konferensi pers Pakuwon Group Pro­perty Expo. Tahun ini, lanjutnya, Paku­won mengincar pendapatan yang besar di Pasar Surabaya dan sekitarnya. Yakni Rp1,4 triliun. Dari sana ia memproy­eksi setidaknya 40 persen datang saat pihaknya mela­kukan pameran. Apalagi pameran tersebut dilakukan sesaat setelah sti­mulus bebas Pajak Pertam­bahan Nilai (PPN) diumum­kan. Program tersebut membebaskan PPN 100 persen untuk hunian se­nilai Rp2 miliar ke bawah dan 50 persen untuk hu­nian senilai Rp2 miliar sampai Rp5 miliar. Hal tersebut diakui mem­buat investor yang dua tahun ini tiarap kembali bermain di pasar properti. ’’Dampaknya memang luar biasa. Salah satu repeat custo­mer (pembeli langganan, red) malah beli 15 unit. Tentunya menggunakan NPWP dia dan keluarganya,’’ jelasnya. GM Marketing Pakuwon Hario Utomo menambahkan, pengembang seperti Pakuwon memang bisa memanfaatkan penuh stimulus yang diberi­kan pemerintah. Pasalnya, mereka memilih membangun produk terlebih dahulu sebe­lum melakukan peluncuran. Otomatis, semua produk yang mereka jual merupakan stok yang siap huni. ’’Di wilayah Surabaya dan sekitarnya, nilai rumah ready stock kami tahun ini menca­pai Rp1,6 triliun. Itu artinya kami targetkan hampir semua stok akan laku tahun ini,’’ ung­kapnya. Menurut Hario, bisnis pro­perti Pakuwon sendiri tak pernah terlalu turun. Salah satu kuncinya adalah pame­ran offline. November tahun lalu, pihaknya berhasil men­catat penjualan senilai Rp280 miliar. Soal pameran virtual, Hario mengaku tak ingin latah. Ia mengaku bahwa konsumen bakal lebih puas jika berbi­cara langsung dengan agen lalu melihat show unit secara langsung. Memang, yang meraup re­jeki berlimpah tahun ini ada­lah pengembang yang tak menunggu pembelian untuk membangun rumah. Direktur Jade Group Prany Riniwati mengaku pihaknya sampai menggenjot kinerja proyek untuk mengejar target penyera­han rumah sebelum 31 Agus­tus. ’’Awalnya, kami menyiapkan stok rumah sekitar 70 unit tahun ini. Tapi bulan ini kami putuskan untuk mengejar stok rumah hingga 150 unit sam­pai Agustus nanti,’’ ungkapnya. Dalam dua minggu terakhir, lanjut Prany, pihaknya ber­hasil menjual 40 rumah di kawasan tersebut. Itu sudah melebihi angka penjualan dua bulan pertama yakni 35 unit. Untuk memanfaatkan mo­men tersebut dengan maksi­mal, ia sudah menambah SDM dan bahan untuk memper­cepat proyek. ’’Biasanya, kami menarget­kan 20 rumah selesai per bu­lan. Tapi mulai awal Maret targetnya menjadi 40 unit per bulan,’’ paparnya. Memang, beberapa peng­embang tak seberani Prany. Ketua Realestat Indonesia Jawa Timur (REI Jatim) Soe­silo Efendy mengatakan bahwa beberapa pengembang masih ragu untuk menawarkan harga diskon PPN kepada klien. Hal tersebut karena belum ada petunjuk pelaks­ana mengenai aturan tersebut. Ditambah lagi, tak semua pengembang memiliki produk yang siap huni. Dari total ang­gota REI Jatim, 30 persen me­mang punya stok rumah. Namun, sisanya masih menunggu ada pembeli se­belum membangun rumahnya secara fisik. ’’Stimulus ini memang untuk mengobati pengembang yang menderita pembatalan kontrak jual beli tahun lalu. Atau yang produknya terancam tak laku tahun ini,’’ ujarnya. (jp/feb/ run)

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB