METROPOLITAN - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dihelat pada 12.12. Nah, 11.11 adalah start untuk memantik antusiasme masyarakat berbelanja online di masa pandemi ini. Rangkaian Harbolnas 2020 diproyeksikan minimal meraup Rp9,1 triliun. Subsidi promo akan diprioritaskan untuk produk lokal. Tradisi Harbolnas di Indonesia punya peran lebih dari sekadar pesta diskon di berbagai e-commerce. Dengan angka transaksi yang disumbangkan hingga jumlah pedagang dan konsumen yang terlibat, Harbolnas ikut menjadi kontributor penting untuk mendongkrak perekonomian, khususnya pada akhir tahun. Harbolnas di Indonesia sejatinya jatuh pada 12 Desember atau biasa dikenal dengan even 12.12. Namun, pelaku e-commerce di Indonesia kerap mengemas program Harbolnas menjadi suatu rangkaian pesta belanja beruntun seperti 9.9, 10.10, 11.11 dan puncaknya adalah 12.12. Animo masyarakat Indonesia akan pesta belanja tersebut tak main-main. Sebagai gambaran, berdasar survei Nielsen Indonesia, pada 2019 Harbolnas mencatatkan transaksi hingga Rp9,1 triliun. Lonjakan yang sangat fantastis jika dibandingkan dengan transaksi Harbolnas pada 2013 misalnya, yang membukukan angka Rp740 miliar. ”Selain peningkatan transaksi, Harbolnas merangsang pertumbuhan online seller,” ujar Director of Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri. Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menjelaskan, pada prinsipnya tiap marketplace atau lokapasar bebas membuat berbagai promo, baik 10.10, 11.11 maupun lainnya. Meski Harbolnas yang sesungguhnya adalah 12.12. ’’Karena kami juga memahami bahwa itu adalah strategi marketing e-commerce. Kami mendefinisikan yang 10.10 atau 11.11 itu ya sebagai road to 12.12,” jelasnya. Bima menambahkan, Harbolnas adalah hari di mana diskon paling besar akan terjadi. Pihaknya pun berharap berbagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mendaftar program tersebut. Pada tahun lalu, idEA memberikan promo sekitar 30 p e r sen. Beberapa sponsor juga telah dipersiapkan untuk memberikan subsidi. ’’Dari sponsor misalnya ada promo 40 persen, jadi promo yang kami sebar untuk konsumen bisa 70 persen,” tuturnya. Namun, kondisi tahun ini yang dibayangi dengan pandemi Covid-19 tentu membawa pengaruh pada Harbolnas. Bima menjelaskan, pihaknya tentu tidak bisa serta-merta memaksa UMKM memberikan promo dalam jumlah yang besar. Sebab, UMKM tentu menurunkan harga produknya terlebih dahulu. Dengan begitu, keuntungan yang didapat pun terbilang minim jika dibandingkan dengan tahun lalu. ’’Peserta boleh berapa pun memberikan promo. Kami berharap bisa kisaran 20 persen. Kami sudah siapkan perbankan yang akan memberikan subsidi juga,” katanya. (jp/feb/ run)