METROPOLITAN - Kinerja jasa pengiriman dan logistik di Indonesia masih akan tumbuh terus tahun ini. Pelaku usaha ekspedisi berharap banyak pada momen-momen khusus. Misalnya, Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Ardito Soepomo mengatakan, tren jasa pengiriman terus meningkat tiap tahun. Sebab, publik semakin terbiasa dengan belanja dan transaksi daring. “Pergeseran itu didongkrak pandemi yang membuat kegiatan sosial semakin terbatas,” ungkapnya. Tahun ini, menurutnya, para penyedia layanan antar barang bakal menggenjot kinerja pada semester pertama. Itu disebabkan Ramadan dan Lebaran juga jatuh sebelum pertengahan tahun. Selama pandemi, momen hari besar memicu lonjakan arus pengiriman barang. Tahun lalu, peningkatannya bahkan mencapai 70 persen. Salah satunya, libur Imlek pekan lalu. “Lebaran ini, kami memperkirakan kenaikan bisa mencapai 100 persen,” kata Ardito. Menurutnya, tren tersebut akan tetap bertahan, bahkan setelah pandemi usai. Karena itu, banyak perusahaan ekspedisi yang memperluas layanan sampai ke pelosok. Yang dipersiapkan lebih dulu adalah infrastruktur. Di sisi lain, pelaku usaha yang biasa mengandalkan lokasi strategis kini dihadapkan pada tantangan lebih besar. Koordinator Wilayah Timur 1 Aprindo Jawa Timur (Jatim) April Wahyu Widarti mengaku tidak lagi mengandalkan hari besar untuk mendongkrak penjualan. “Imlek kemarin kami naik sekitar 15 persen. Namun, kalau dibandingkan dengan momen Imlek tahun lalu, jatuhnya lumayan signifikan,” ujarnya. Pembatasan mobilitas oleh pemerintah, menurut April, menjadi rem bagi konsumen yang biasanya melakukan impulse buying pada momen khusus. “Ukuran keranjang belanja menurun. Masyarakat lebih fokus pada kebutuhan dasar,” tandasnya. (jp/feb/run)