METROPOLITAN - Sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan di tengah pandemi. Meski demikian, para operator terus menggenjot kinerjanya. Lini usaha yang disasar adalah Business-to- Business (B2B). SVP Head of Region East Java, Bali, dan Nusa Tenggara Indosat Ooredoo Soejanto Prasetya mengatakan, perkembangan telekomunikasi tahun ini cukup memuaskan. Ia mencontohkan, pendapatan Indosat hingga akhir kuartal III mencapai Rp23 triliun. “Angka tersebut tumbuh 12 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka itu menjadi target perusahaan tahun ini,” katanya dalam media update. Indosat pun agresif membangun infrastruktur telekomunikasi. Tahun ini, sebut Prasetya, proyeksi penambahan 600 unit Base Transceiver Station (BTS) 4G untuk wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara. Namun, kantor pusat memutuskan untuk menambah lagi pemasangan 200 unit tahun ini. “Target awal 600 BTS terbangun semua. Sedangkan untuk 200 unit tambahan, sebagian besar selesai. Akhir tahun kelar semua,” tuturnya. Pemasangan BTS baru tersebut difokuskan untuk wilayah Nusa Tenggara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi. Hal tersebut membuat jumlah BTS di Jatim, Bali, dan Nusra hampir mendekati 6 ribu unit. “Upaya ini selaras dengan visi pemerintah. Di daerah Nusa Tenggara Barat atau Timur, sekarang banyak destinasi wisata yang didorong untuk bisa menggaet turis asing,” ujarnya. Ia mengatakan, kontributor kinerja terbesar masih dipegang sektor ritel. Misalnya, layanan seluler. Sumbangannya mencapai 65‒70 persen dari total pendapatan. (jp/feb/run)