METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor mencatat ada 214 SMP yang baru menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kabupaten Bogor, Ucu Sunarya, mengatakan, jumlah itu masih jauh dari total jumlah SMP yakni sebanyak 736 sekolah.
“Baru 214 SMP yang sudah menerapkan IKM per awal 2023,” ucapnya, kemarin. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, tambah dia, tidak semua sekolah bisa menerapkan kurikulum IKM.
Kendati demikian, semua sekolah boleh mendaftar untuk mengikuti kurikulum tersebut. “Tapi terdapat aturan dan langkah tahapan seperti ujian bagi sekolah yang mendaftar,” jelas Ucu.
Itu pun tidak semua sekolah dinilai lulus dan bisa menerapkan kurikulum IKM.
Selain itu, juga karena di setiap daerah memiliki kuota untuk jumlah sekolah yang bisa menerapkan kurikulum tersebut.
“Kami di Dinas Pendidikan sudah diberi kuota oleh pemerintah pusat untuk sekolah mana saja yang bisa menerapkan kurikulum ini,” terangnya.
Seperti diketahui, pada tahun ajaran 2022/2023 Satuan Pendidikan diberikan keleluasaan memilih kurikulum merdeka.
Sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka melalui IKM nantinya akan merasakan tiga keunggulan dari kurikulum ini.
Pertama, kurikulum merdeka fokus pada materi esensial sehingga guru tidak terburu-buru dalam mengajar, bisa lebih memperhatikan proses belajar murid dan menerapkan pembelajaran yang mendalam.
Kedua, kurikulum merdeka memberi jam pelajaran khusus bagi Pengembangan Karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Ketiga, kurikulum merdeka memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri dan bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kemampuan muridnya. (rb/els/py)