METROPOLITAN.ID | LEUWILIANG – Pasar Leuwiliang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di wilayah Barat, Kabupaten Bogor. Menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) di trotoar, mengakibatkan volume sampah semakin bertambah. Seorang PKL Sumiyati (55) mengatakan, banyaknya sampah bukan salah pedagang, melainkan pengelola pasar yang memang tidak baik dalam mengatur pasar. “Kalau pengelolaannya baik tidak mungkin sampah berserakan di mana–mana,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin. Penataan yang kurang rapi dari pengelola, sambung Sumiyati, membuat pedagang nekat berjualan di sembarang tempat. “Seharusnya dibuatkan blok baru khusus pedagang yang berjualan di pinggir jalan sehingga tertata dan rapi,” tuturnya. Menanggapi hal itu, Direktur Umum PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Eko Romli membenarkan volume sampah yang ada di Pasar Leuwiliang paling banyak dibanding pasar lain di Kabupaten Bogor. “Saya akui volume sampah di Pasar Leuwiliang tergolong lebih banyak dibanding yang lain. Bahkan dalam satu hari itu, kita harus menyiapkan tiga truk sampah dari TPS yang ada dalam pasar,” katanya. Solusi terbaiknya, lanjut dia, pedagang harus mengurangi sampah yang mereka produksi sendiri. Sedangkan sampah yang berada di lingkup pasar memang sudah tanggung jawab PD Pasar Tohaga. “Sampah yang ada dalam pasar memang kewajiban kami. Tapi alangkah baiknya jika pedagang dan warga turut membantu mengelolanya. Jujur, Pasar Leuwiliang merupakan pasar yang bagus dalam mengelola sampah,” pungkasnya. (ads/b/yok/py)