Keberadaan Rumah Santri di Kecamatan Pamijahan sebagai wadah silaturahmi antaralim ulama, kiai dan santri tentu menjadi nilai positif. Hal ini terbukti dari beberapa kegiatan Rumah Santri yang berjalan dengan masif. Salah satunya Program Santri Mandiri. PROGRAM Santri Mandiri lahir atas dasar pemetaan kondisi ekonomi santri salafi yang hampir 50 persen masuk kategori menengah bawah. Ketua Rumah Santri, Ustadz Dede Luthfi Afifi, mengatakan, program ini nantinya dikhususkan untuk santri kurang mampu agar bisa lebih mandiri. ”Kita berharap dengan adanya program ini, para santri bisa lebih mandiri dan lebih fokus dalam menimba ilmu tanpa harus terlalu memikirkan keperluan pribadi karena keterbatasannya,” ujarnya. Dede juga berharap semua pihak bisa ikut andil dalam menyukseskan program tersebut. ”Kita membuka ruang untuk semua pihak agar bisa membantu menyukseskan program ini, baik secara moril maupun materil, ” ujar pria yang juga sebagai ketua MUI Desa Pasarean ini. Hal senada disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bogor yang juga salah satu penggagas Program Santri Mandiri, Ruhiyat Sujana. ”Santri merupakan salah satu kelompok generasi penerus yang keberadaannya harus menjadi perhatian kita bersama, khususnya santri yang belajar di Pondok Pesantren Salafi (Bale Rombeng). Selain itu, ada potensi dana umat yang belum terakomodasi dengan baik, sehingga hal tersebut menjadi pemikiran tersendiri untuk bagaimana caranya mengkolaborasikan dua hal tadi,” ujarnya. Dalam kegiatan pengajian rutin pada Sabtu (8/1), Ruhiyat berharap para santri bisa lebih mandiri. ”Program ini tentunya menjadi gerbang pemberdayaan santri agar menjadi santri yang mandiri. Dengan spirit kebersamaan dan saling berbagi, kita berharap ke depan ponpes-ponpes lain bisa menerapkan program ini, ” ujar pria yang akrab disapa Kang RS ini. Program Santri Mandiri ini terbuka untuk umum bagi mereka yang mau menginfakkan hartanya berupa hewan untuk dirawat dan dibesarkan oleh para santri yang kurang mampu. ”Selain itu, kita berharap program ini menjadi pembuka bagi program lainnya. Kita berharap para donatur yang menginfakkan bibit kambing bisa menjadi bapak angkat bagi santri yang memelihara kambing, sehingga terjalin silaturahmi,” tukasnya. (ads/c/els/py)