METROPOLITAN - Sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, masyarakat Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, menanami pohon di tengah jalan yang kondisinya rusak berat.
Tokoh masyarakat setempat, H Usep, mengaku kecewa kepada Pemkab Bogor karena seperti ada pembiaran dengan kondisi rusaknya akses jalan tersebut.
”Saya sebagai masyarakat Malasari merasa terkucilkan.
Karena infrastruktur di desa kami tertinggal.
Ini salah satu bentuk kekecewaan kami, jalan yang sudah tidak layak untuk diinjak,” katanya. Ia menjelaskan akses jalan tersebut sangat membahayakan pengendara, mengingat jalan rusak berat. ”Kami mohon, khususnya kepada dinas terkait, untuk segera membangun dan menindaklanjuti keluhan kami ini.
Mengingat akses jalan di desa kami sudah sangat membahayakan pengendara, apalagi saat kondisi hujan. Sehingga membuat akses jalan menjadi licin,” paparnya.
Sementara itu, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Nurodin mengaku sangat mendukung langkah masyarakat dengan melakukan upaya penanaman pohon di tengah jalan. Meski ruas jalan tersebut akan dibangun pada 2023 ini.
Ruas Jalan Curugbitung—Malasari Nirmala batas Sukabumi, jelasnya, sejak 2019 sudah masuk list pembangunan.
Namun ada defisit anggaran dan di samping itu ada refocusing.
”Tahun 2023 ini akan dibangun. Saya sudah usulkan untuk mendapatkan anggaran peningkatan sebesar Rp9 miliar. Namun hanya dapat realisasi Rp7,9 miliar.
Jadi tahun ini itu progres lanjutan,” jelasnya. Ia menambahkan, di 2023, wilayah Desa Malasari akan menjadi titik fokus pembangunan.
Sebab, hal ini harus menjadi perhatian serius.
Bagaimanapun Malasari adalah sebuah sejarah perjuangan Kabupaten Bogor, di mana pernah berpusat pemerintahannya di Desa Malasari.
”Sebetulnya progresnya terus dilanjut.