METROPOLITAN - Keluarga Dika Ambiya Rahman, siswa asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang menjadi salah seorang pengibar bendera merah putih di Istana Presiden pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia (RI) menggelar nonton bareng (nobar) live upacara bendera di Istana Presiden dari SMA Negeri 1 Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Raut wajah bahagia dan bangga terpancar dari wajah kedua orang yang telah membesarkan Dika Ambiya Rahman sejak umur enam bulan itu. Kakek Bunyamin dan Nenek A Rosmiati tidak mengira cucu pertamanya bakal menjadi pengibar bendera pusaka di Istana Negara atau Paskibraka tingkat nasional 2021. Ia mengakui sebelumnya hanya melihat gagahnya para pengibar bendera pusaka di Istana. Namun, kemarin ia melihat cucunya menjadi pengibar bendera pusaka. ”Saya difasilitasi Kepala SMA Negeri Cijeruk 1, Fitriyani, untuk nobar virtual melihat cucu saya mengibarkan bendera. Tentu saya bangga dan bahagia ketika melihat cucu saya sukses mengibarkan bendera merah putih yang disaksikan jutaan masyarakat Indonesia,” ujarnya. Bunyamin yang berprofesi sebagai petani itu mengaku sejak kecil atau umur enam bulan, Dika Ambiya Rahman telah diasuhnya. Sehingga kepada neneknya sendiri, Dika memanggilnya mama. Sebab, orang tua Dika telah berpisah sejak lama. Sang ayah bekerja di Pekan Baru, sedangkan ibunya di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Dika terkenal aktif di berbagai kegiatan, baik di Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) maupun di sekolah. ”Kalau kegiatan positif pasti dia ikut, dan hasilnya terlihat. Berkat kegigihan dia, berhasil menjadi petugas Paskibraka tingkat nasional. Bangga dan bahagia saya menyaksikan dari televisi, cucu saya berhasil mengibarkan bendera merah putih. Semoga ke depannya Dika ini menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena sejak kecil ingin masuk Akpol. Semoga cita-citanya terkabul,” harapnya. Kepala SMA Negeri Cijeruk 1, Fitriyani, menuturkan bahwa keluarga Dika Ambiya Rahman sangat minim fasilitas siaran langsung secara virtual. Karena itu, pihak sekolah memfasilitasi nobar acara pengibaran merah putih di Istana Negara. Namun, karena masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), acara virtual ini dibatasi, hanya keluarga dan pihak sekolah. ”Nobar ini hanya tiga perwakilan keluarga Dika. Kakek, nenek, dan tantenya. Untuk pihak sekolah: saya sendiri, satu operator, dan pelatih Dika. Kami selaku keluarga besar SMA Negeri 1 Cijeruk sangat bangga pada murid kami, karena dapat mengharumkan nama baik sekolah dan masyarakat Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan cita-citanya terwujud, yakni ingin masuk Akpol,” tandasnya. (nto/b/suf/run)