Selasa, 28 Maret 2023

Masyarakat Cipelang Tanam 5.000 Pohon di Lahan Telantar

- Jumat, 13 Januari 2023 | 13:01 WIB
KOMPAK: Gapoktan dan kades Cipelang foto bersama kepala Yayasan Ibnu Sina Al-Zahrawi, karang taruna, BPD, KTH, dan penyuluh cabang Dinas Kehutanan Wilayah I Bogor usai menanam 5.000 pohon di lahan kritis di Kecamatan Cijeruk, Kamis (12/1). (FOTO: ANTO/METROPOLITAN)
KOMPAK: Gapoktan dan kades Cipelang foto bersama kepala Yayasan Ibnu Sina Al-Zahrawi, karang taruna, BPD, KTH, dan penyuluh cabang Dinas Kehutanan Wilayah I Bogor usai menanam 5.000 pohon di lahan kritis di Kecamatan Cijeruk, Kamis (12/1). (FOTO: ANTO/METROPOLITAN)

METROPOLITAN - Luasnya lahan kritis atau telantar di Kecamatan Cijeruk, khusus­nya di Kampung Pasirpogor, Desa cipelang, menjadi per­hatian warga setempat.

Untuk itu, gapoktan bersama kades cipelang menanam 5.000 pohon jenis sengon, jengkol, dan sirsak di lahan tersebut, yang dihadiri ke­pala Yayasan Ibnu Sina Al-Zahrawi, karang taruna, ga­poktan, BPD, KTH, serta penyuluh cabang Dinas Ke­hutanan Wilayah I Bogor, Kamis (12/1).

Ketua Gapoktan Karya Tani, H Parid, didampingi tokoh masyarkat, Yusup, menerang­kan bahwa masyarakat pen­cinta lingkungan Desa Cipe­lang merasa khawatir karena ratusan hektare lahan di wi­layahnya banyak yang kritis karena dibiarkan telantar oleh para investor.

Karena itu, masyarakat be­kerja sama dengan para lem­baga pemerintah, terutama Dinas Kehutanan Kabupaten Bogor menanam pohon di lahan kritis tersebut, dengan luas se­kitar 5 hektare.

Hal itu bertu­juan untuk penyerapan, pe­neduh, dan pencegah longsor.

”Alhamdulillah, pengajuan masyarakat Desa cipelang kepada Dinas Kehutanan di­respons dengan baik. Dinas menyumbangkan 5.000 bibit pohon, dan kami tanam hari ini juga.

Tujuan utama kami adalah penghijauan di lahan kritis. Insya Allah bibit pohon ini nantinya apabila tumbuh dengan baik akan menjadi sumber daya air bagai masy­arakat, pencegah longsor, dan menjadi pohon peneduh. Kami akan rawat pohon ini dengan baik sampai tumbuh besar,” paparnya.

Dengan adanya penanaman pohon ini, ia berharap ke de­pannya menjadi contoh bagi warga sekitar yang ingin men­jadikan lahan di Desa cipelang menjadi hijau kembali.

Sebab, pohon yang ditanam ini ba­nyak manfaatnya bagi masy­arakat dan akan menjadi sumber penghasilan yang tidak akan pernah habis.

”Tentunya pohon ini tidak akan pernah habis masa tum­buhnya, kecuali ditebang.

Jengkol dan sirsak akan men­jadi pohon yang akan men­ghasilkan. Buahnya dapat dipanen dan menghasilkan sumber pemasukan bagi ma­syarakat.

Maka saya berharap bibit pohon ini terus tumbuh dengan baik.

Kami bersama masyarakat akan terus mera­wat bibit pohon ini sampai tumbuh besar dan berbuah,” ujarnya. Kepala Yayasan Ibnu Sina Al-Zahrawi, Rita Puspita Sari, mengapresiasi warga Desa cipelang yang peduli dengan lingkungan sekitar dan tang­gapnya Dinas Kehutanan yang langsung memberi bantuan bibit tanaman.

Dukungan juga diberikan kepala desa dan tokoh masy­arakat Desa cipelang yang langsung turun menanam pohon.

Halaman:

Editor: admin metro

Tags

Terkini

X