-
BABAKANMADANG - Para petani di Kecamatan Babakanmadang meradang bahkan terancam tidak akan bertanam padi di masa tanam saat ini. Pasalnya kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk cukup membebani para petani.
Salah satu petani yang berasal dari Kampung Wangun Karang Tengah Parjio (48) mengatakan, pada musim tanam kali ini kemungkinan petani tidak akan menanam padi. Pasalnya harga obat mahal ditambah harga pupuk jenis urea mahal dan langka.
"Untuk mengolah sebidang sawah sekali tanam seluas satu hektar diperlukan biaya 7,5 juta. Kalau harga pupuknya saja mahal, kami pasti akan bertambah rugi. Harga pupuk jenis urea 3000 perkg satu hektar diperlukan 250 perkg. Setiap kali panen kami selalu saja merugi," ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia mengaku tidak tahu mengapa begitu sulitnya menjadi petani.
“Pemerintah kok tidak pro kepada kami, bayangkan saja pak pupuk langka dan mahal, kalau saat panen harganya anjlok,”ujarnya.
Hal senada diungkapkan petani asal Kampung Bojong Koneng Desa Bojong Koneng Usep. Ia membenarkan bahwa selama ini mengeluhkan mahalnya harga pupuk.
" Saya beli pupuk harganya 3000 perkg, beli obat ditambah ongkos pekerja, petani lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Saya berharap pemerintah dapat berpihak ke petani,” cetusnya.
Danramil 2104 Citeureup Mayor Inf Herdis mengatakan, sebagai komando teritorial yang langsung berhadapan dengan masyarakat membenarkan telah mengetahui keresahan petani terkait susahnya para petani mendapatkan pupuk bersubsidi yang semakin langka.
" Terkait keresahan masyarakat dengan langka dan mahalnya pupuk jenis urea saya sudah mengetahui, bahkan anggota kami sudah turun ke lapangan untuk mengecek. Terkait masalah ini sudah saya laporkan kepada atasan saya,” pungkasnya.
(tri/b/sal)
PUPUK MAHAL : Sejumlah petani terlihat saat ada di pematang sawah. Belakangan harga pupuk mahal, sehingga para petani terancam tidak bisa tanam padi.