Tidak layak huni, tiga rumah warga Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, ambruk saat diterjang hujan deras. Satu keluarga terpaksa mengungsi di rumah kerabat sambil menunggu bantuan dari pemerintah. MENURUT informasi, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/1) saat hujan deras sepanjang hari. Salah seorang pemilik rumah, Eka Jaya Permana (47), bersama istri dan kedua anaknya mengungsi di rumah kerabat yang masih dalam proses pembangunan. “Diizinkan yang punya rumah, karena rumah itu masih kosong dan belum selesai dibangun,” ungkap Eka. Eka mengaku rumahnya yang ambruk memang sudah dalam kondisi rapuh sebelumnya. Material kayu yang lapuk dan pasir yang digunakan menggunakan pasir sungai dengan kualitas buruk. Sehingga, saat hujan, rumah yang dibangunnya tujuh tahun lalu itu bocor dan di beberapa sisi temboknya mulai terkelupas. Sementara itu, hingga kini bantuan yang diterima Eka dan keluarga hanya berbentuk sembako. “Saya berharap direlokasi saja. Karena kalau direnovasi, ini akan banyak makan biaya. Tapi tergantung pemerintah nanti kalau mau bantu,” harapnya. Tak hanya itu, rumah ambruk lainnya berada di Kampung Tajur, RT 01/03, dan Kampung Pasir, RT 1/8, Desa Tajur. Tidak ada korban jiwa, namun rumah tersebut tidak layak dihuni. Terpisah, Sekretaris Desa Tajur Dino Iskandar mengaku telah datang ke tiga lokasi kejadian dan menginventarisasi data korban. “Bantuan sembako dan terpal dari BPBD sudah disalurkan, dan satu keluarga saja yang diungsikan,” katanya. Menurutnya, selain akibat intensitas hujan yang tinggi, ketiga rumah tersebut memang masuk kategori tidak layak huni. Di Desa Tajur sendiri, sambung Dino, ada sekitar 400 rumah yang masuk kategori tidak layak huni dengan berbagai tingkatan. “Sementara program bantuan Rutilahu tidak dapat mengkaver semua. Diharapkan warga dapat swadaya ketika ada kejadian seperti ini,” tandasnya. (cok/rb/els/run)