Dilihat dari banyaknya tahanan dan narapidana (napi) di Lapas Kelas II A Cibinong, Kabupaten Bogor ternyata memiliki angka kriminalitas cukup tinggi. Hal ini juga dibuktikan dengan data Polres Bogor yang mencatat 3.338 kasus kriminal sepanjang 2016. Jumlah ini tertinggi di Jawa Barat.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Barat Susy Susilawati menilai angka tindak kriminalitas di Kabupaten Bogor cukup tinggi dibanding Kota Bogor. Karena, jika dilihat dari penghuni lapas di Kota Bogor hanya ada sekitar 700 napi dari kapasitas 500 orang, sedangkan di Kabupaten Bogor mencapai 1.413 napi dari kapasitas sebanyak 930 orang. “Padahal lapas di sini (Pondok Rajeg) baru dan awalnya hanya untuk membantu atau menyangga Jakarta saja. Ternyata untuk wilayah kabupaten saja sudah over kapasitas,” kata Susy setelah menghadiri sertijab dan pisah sambut Kalapas II A Cibinong dari Sudjonggo ke Anak Agung Gde Krisna, kemarin.
Susy menjelaskan, saat ini pemerintah tengah gencar membangun kapasitas dengan menambah ruang hunian di lapas. Namun demikian, jika ruang hunian yang ditambah berkapasitas sebanyak seratus orang tetapi kemudian diisi mencapai dua ratus napi, tentu hal itu sama saja dengan bohong. Karenanya, sekarang ini lebih baik mengambil langkah ke pemerataan seperti memindahkan napi ke lapas yang masih kosong. “Kaya lapas di Banjar itu kapasitasnya ada 700 dan baru diisi 450 orang. Makanya kita akan ambil langkah jangan sampai di satu lapas numpuk sementara di lapas lain agak berkurang,” jelasnya.
Ia menuturkan, kemenkumham tidak bisa bekerja sendiri untuk menekan angka tindak kriminalitas di setiap wilayah. Akan tetapi, sebagai aparat penegak hukum pihaknya memiliki kewajiban bersinergi dengan aparat kepolisian, kejaksaan, pengadilan serta unsur muspida lainnya agar bisa menekan angka kriminalitas. “Sebenarnya bukan tugas kita. Tetapi semua perlu bersinergi untuk menekan angka kriminalitas. Karena, tingginya kriminalitas juga faktor ekonomi dan pengangguran,” tuturnya.
Ia menambahkan Susy, tindak kriminalitas yang paling tinggi itu terjadi di persoalan narkoba. Sebab, bukan hanya di Bogor tetapi seluruh Jawa Barat hingga Indonesia hampir menangani persoalan yang sama. “Hampir 60 persen dari keseluruhan tindak kriminalitas akibat narkoba,” ujarnya.
Sementara itu, Mantan Kalapas Kelas II A Cibinong Sudjonggo menjelaskan, memang dahulu itu lapas untuk Kabupaten dan Kota Bogor serta Depok bercampur di satu tempat. Akan tetapi, setelah masing-masing wilayah mendirikan lapas baru dan napi yang dititipkan diserahkan kembali ke masing-masing wilayah, napi yang ada di Kabupaten Bogor bukannya berkurang malah masih tetap di angka 1.500 orang. Secara tidak langsung hal ini membuktikan jika tindak kriminalitas di wilayah hukum Kabupaten Bogor memang tinggi. “Bukannya berkurang, isinya malah tetap sama, secara tidak langsung tindak kriminalitasnya memang cukup tinggi. Tetapi pelakunya bukan hanya dari warga Kabupaten Bogor, luar Kabupaten Bogor juga,” kata Sudjonggo.
Di sisi lain, ia menjelaskan, untuk pergantian kalapas ini merupakan hal yang biasa. Karena, apapun yang dilaksanakan itu hal yang biasa dan memang sudah menjadi tugas baginya. “Tidak ada yang luar biasa ataupun istimewa. Selama menjabat juga saya senang-senang saja dan saya juga sudah pamitan kepada seluruh warga binaan. Saya juga percaya beliau (Anak Agung Gde Krisna) lebih hebat dari saya,” ujarnya.
Sementara itu, Kalapas Kelas II A Cibinong Anak Agung Gde Krisna mengatakan, untuk persoalan overload kapasitas napi akan dilakukan langkah-langkah seperti melakukan percepatan atau pemenuhan hak-hak bagi warga binaan. “Kita akan usahakan mereka cepat keluar, tetapi sesuai dengan prosesnya atau aturan yang berlaku. Pada prinsipnya kami datang untuk melayani warga Kabupaten Bogor dan mohon dukungannya kepada seluruh pihak untuk mendukung program kami nanti,” katanya.
Sedangkan, dilanjutkan dia, untuk memimpin Lapas Kelas II A Pondokrajeg ini akan dijaga betul-betul olehnya. Karena, ini merupakan amanah yang diberikan pimpinan kepadanya. “Ini amanah dan akan saya jaga betul. Kita akan lakukan pemetaan dulu dan tentukan penerapannya seperti apa. Berarapun anggotanya akan kita optimalkan,” pungkasnya.