METROPOLITAN - Selain merealisasikan sejumlah program prioritas di sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga terus konsen menata kawasan. Ada tiga titik yang akan dijadikan fokus penataan dalam lima tahun ke depan. Mulai dari naturalisasi Sungai Ciliwung, Jalan Suryakencana hingga Taman Topi dan sekitarnya. “Tiga program itu akan digeber. Targetnya lima tahun, tapi semoga dalam tiga tahun mulai terlihat bentuknya. Untuk program prioritas lainnya tetap berjalan di masing-masing wilayah,” terang Wali Kota Bogor, Bima Arya, di sela Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bogor, Rabu (6/3). Dalam gambar-gambar yang ditunjukkan Bima, nampak wajah Suryakencana dan sekitarnya berubah total. Bangunan Bogor Plaza yang masa sewanya sudah habis akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terintegrasi dengan fasilitas Park and Ride, pedestrian dan underpass menuju Kebun Raya Bogor (KRB). Di underpass tersebut juga akan dibangun pusat UMKM. “Penataan kawasan Surken sudah dilakukan bertahap dengan merevitalisasi pedestrian dan merelokasi PKL yang biasa berjualan di atas trotoar. Untuk penataan kawasan Suryakencana dan sekitarnya secara menyeluruh akan dilakukan mulai 2020,” ujarnya. Mengenai sumber pendanaan, sambung Bima, pihaknya akan berkolaborasi dengan pelbagai pihak, karena membutuhkan anggaran yang tak sedikit. ”Anggarannya sebagian dari APBD Kota Bogor. Ada juga bantuan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Pak Gubernur juga siap mendukung program ini dengan membuka peluang pendanaan lainnya, seperti CSR swasta, hibah luar negeri, dana umat, kredit infrastruktur daerah bank bjb dan lain sebagainya,” bebernya. Sementara itu, untuk kawasan Taman Topi dan sekitarnya akan ditata lebih cantik dan Islami, karena terintegrasi dengan Masjid Agung dan Stasiun Bogor. “Rencana penataan Taman Topi ini didukung Pemerintah Provinsi dengan memberikan bantuan anggaran Rp15 miliar,” ujarnya. Program Naturalisasi Ciliwung, kata Bima, juga tak akan kalah berubah. Program yang sejalan dengan pemerintah pusat dan provinsi ini disebut-sebut akan indah seperti sungai-sungai di Korea. “Kegiatan diawali dengan membentuk Satgas yang diberi nama Kancra (Pasukan Ciliwung untuk Naturalisasi). Pasukan ini rutin patroli lima kali dalam seminggu untuk sosialisasi kepada warga agar tidak membuang sampah ke sungai,” katanya. Bima menegaskan, naturalisasi Ciliwung ini bukan sekadar mempercantik dan memperindah sungai, tapi juga ikut meningkatkan kualitas hidup warga. “Jadi, nanti akan dibangun IPAL, MCK, septic tank, penataan jalan dan pengelolaan sampah agar warga tidak membuang limbah ke sungai. Kami akan masif di sini dan mendapatkan bantuan pusat Rp5,5 miliar dan internasional Rp15 miliar. Ini akan jadi magnet wisata baru, sehingga memiliki nilai ekonomis untuk warga sekitar,” imbuhnya. Di tempat yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Erna Hernawati, mengatakan, penataan tiga kawasan ini menjadi program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang akan dilakukan bertahap hingga lima tahun. Akan tetapi, dalam tiga tahun seluruh penataan kawasan diharapkan bisa selesai. “Harapan saya seluruh program pembangunan di Kota Bogor ini mendapat dukungan dari masyarakat,” tegasnya. Erna menambahkan, sejumlah program prioritas yang akan mulai dilakukan dan rampung pada 2020 antara lain, pembangunan pusat kuliner di setiap kecamatan, pembangunan sarana olahraga di setiap kecamatan, revitalisasi perpustakaan kota, 50 beasiswa bagi pelajar berprestasi setiap tahun, revitalisasi pasar tradisional, pembangunan flyover di Jalan Martadinata dan Kebonpedes serta pembangunan gedung parkir di pusat kota.(*/yok/py)