METROPOLITAN – Hasil rekomendasi konstruksi pembanganunan rumah tuhan Masjid Agung Kota Bogor, yang selama ini dinanti oleh Pemerintah Kota Bogor, akhirnya dikeluarkan oleh Puslitbang Perumahan dan Pemukiman Kementerian PUPR. wakil walikota bogor, Dedie A Rachim, mengungkapkan kalau hasil rekomendasi tersebut berisikan anjuran kepada Pemkot Bogor untuk merubah desain atap bangunan yang dinilai tidak mampu menopang beban, jika mengikuti DED awal. “Pembangunan dapat diteruskan, tapi kami harus merubah desain atapnya. Kami harus membuat struktur baru yang diharapkan tidak membebani struktur sekarang ini,” kata Dedie, saat ditemui wartawan koran ini, kemarin. Walaupun rekomendasi sudah keluar, tetapi pembangunan tidak bisa serta merta dikerjakan. Sebab, Pemerintah Kota Bogor membutuhkan waktu untuk menyusun desain ulang pembangunan yang akan memakan waktu selama satu sampai dua bulan kedepan. Setelah selesai desain ulang, sambung Dedie, untuk pelelangan lanjutan pembangunan baru bisa dikerjakan. Untuk angaran pembangunan proyek Masjid Agung ini diungkapkan oleh mantan pegawai KPK ini sebesar Rp15 miliar. "Tetapi lanjutan ini menurut saya tidak bisa sepenuhnya selesai ditahun ini, jadi mungkin untuk interior dan detail akan dilakukan pada anggaran berikutnya," bebernya. Rencana awal Pemkot Bogor yaitu menyelesaikan tiga pembangunan secara bersamaan, sambung Dedie, yaitu Alun-alun Dewi Sartika, Masjid Agung dan Blok F Pasar Kebon Kembang, nampaknya tidak bisa terealisasi. Sebab, untuk Masjid Agung masih belum jelas kapan akan selesai. Terpisah, Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, menerangkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan bahan lelang untuk kosnultan pembangunan. Kendati demikian, ia sendiri mengakui kalau dalam proses pembangunan ini memang mendapatkan atensi penuh dari Walikota Bogor agar tidak terjadi kesalahan perencanaan lagi. “Harus selesai. Jangan sampai terjadi seperrti yang lalu lagi, karena ini masuk ke proyek strategis,” pungkasnya.(dil/c/yok)