Aksi premanisme yang melakukan pungutan liar (pungli) di kawasan Pasar Bogor menjadi momok bagi para pedagang. Berdasarkan pengakuan beberapa pedagang, aksi pungli ini semakin meresahkan karena dilakukan perseorangan. SALAH seorang pedagang, RS, menuturkan, setiap hari bisa sampai sepuluh kali ditagih pungutan oleh orang-orang yang mengatakan pemilik jalur (preman, red). Permintaan pungli bervariasi, ada yang meminta Rp5.000, Rp10.000 bahkan Rp20.000. ”Kalau dihitung bisa sampai sepuluh orang yang minta uang, totalnya sampai Rp50 ribu, bahkan bisa lebih dari itu. Permintaan uang itu tidak ada retribusi apa pun, katanya untuk uang jalur,” paparnya, Minggu (14/2). Orang-orang yang melakukan pungli beraksi antara pukul 03:00 dini hari hingga pukul 06:00 WIB. Apabila pedagang tidak memberikan, maka diancam tidak boleh berjualan lagi. ”Kita diancam kalau tidak memberikan uang,” ujarnya. Senada diungkapkan pedagang lainnya. UN yang berjualan di lantai dasar Pasar Bogor itu menuturkan, aksi pungli ini sudah berjalan lama dan pedagang semua ketakutan karena peminta pungli selalu membawa senjata tajam (sajam). Ada sekitar 300 pedagang yang selalu dimintai pungutan. Ada yang setiap hari rutin, ada yang harus membayar setiap minggu bahkan ada yang harus bayar satu bulan sekali. ”Kalau setiap hari bisa sampai Rp50.000, tapi mereka juga meminta uang mingguan antara Rp200.000 sampai Rp300.000. Ada juga yang diminta uang bulanan Rp1 juta untuk satu tempat berjualan. Pedagang semua sudah menjerit karena kondisi sedang susah, jualan juga sepi, tapi setiap hari marak pungli,” keluhnya. Bahkan, banyak pedagang yang akhirnya gulung tikar karena bangkrut tidak memiliki uang untuk modal berjualan. ”Pedagang banyak yang bangkrut, karena tidak bisa jualan lagi akibat maraknya pungli. Pendapatan dari hasil jualan belum jelas, tapi pungli setiap hari terus jalan, gimana mau jualannya,” ujarnya. Para pedagang berharap kepolisian segera bertindak untuk memberantas pungli yang meresahkan para pedagang. ”Kami berharap polisi memberantas pungli dan premanisme di pasar, karena sudah merugikan dan meresahkan pedagang,” harapnya. Terpisah, Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya, Muzakkir, mengaku bahwa pihaknya belum mendapatkan laporan soal pungli di Pasar Bogor. Ia memastikan pungli yang dikatakan pedagang terjadi di luar Pasar Bogor. Karena banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jualan di luar pasar. ”Kalau pungli terjadi di dalam Pasar Bogor tentu sudah ditindak tegas petugas Unit Pasar Bogor di lapangan dan ditangkap pelakunya. Jadi, saya juga belum mendapat laporan soal pungli itu, apakah terjadi di dalam pasar atau di luar pasar,” ungkapnya. Muzakkir juga meminta para pedagang apabila ada permintaan pungutan yang dilakukan bukan oleh petugas unit dari PPJ, maka segera melaporkannya ke petugas. ”Informasi ini akan ditindaklanjuti tim di lapangan. Kami berharap pedagang melaporkan apabila ada pungutan yang tidak resmi. Kalau pungutan itu terjadi ke PKL, bisa melaporkannya ke Satpol PP dan kepolisian,” pungkasnya.(dil/c/mam/py)