METROPOLITAN - Sebagai salah satu sektor pendidikan, proses vaksinasi terhadap santri di berbagai pondok pesantren (ponpes) se-Kota Bogor rupanya belum optimal. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menuturkan, meskipun ada kewajiban vaksin, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak memiliki program khusus vaksinasi bagi santri. Hanya saja semua bisa mengikuti vaksin berdasarkan usia. Di mana santri dengan usia di atas 12 tahun bisa ikut divaksin. “Tidak secara spesifik (vaksinasi untuk santri, red), tapi berdasarkan usia. (Usia) 12 tahun ke atas bisa ikut vaksin,” katanya kepada Metropolitan, Rabu (25/8). Meski begitu, pihaknya tetap menggencarkan vaksinasi untuk santri. Salah satunya dengan menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mengadakan vaksinasi di ponpes. “Beberapa waktu lalu ada kegiatan Kemenkes dengan ponpes,” ujarnya. Sementara itu, Analisis Data dan Informasi pada Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor, Lia Dahliantini, menuturkan, untuk kebijakan wajib vaksin pihaknya mengikuti kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ia mengakui pihaknya sudah melakukan imbauan kepada pesantren untuk melakukan vaksinasi kepada para santri. Hingga kini pihaknya terus melakukan pendataan untuk memunculkan angka sasaran vaksin. “Terkait berapa sasarannya, hingga kini kami masih melakukan pendataan. Kalau santri yang sudah dapat vaksin, jumlah sementara sekitar 1.000-an santri. Angka pastinya kita belum punya, karena beberapa ponpes belum melaporkan,” papar Lia. Jumlah itu, sambung dia, baru data santri dari sekitar 20-an ponpes. Sekadar diketahui, jumlah ponpes se-Kota Bogor kurang lebih 140 ponpes. “Data baru sekitar 20 pesantren. Untuk jumlah total ponpes sekian masih diverifikasi, karena itu data lama. Jadi, jumlah pesantren yang masih aktif kemungkinan kurang dari segitu,” tukasnya. Kendalanya, sambung Lia, ada beberapa ponpes tertentu yang sulit bagi pihaknya mengakses informasi-informasi. Jadi bisa saja mereka sudah vaksin, tapi belum lapor. Atau memang belum vaksin dan tidak melapor. “Jadi sasaran vaksin mah sebetulnya sebanyak mungkin. Kita lagi berusaha menjemput bola ke pesantren-pesantren untuk mengetahui data yang sudah dengan yang belum atau siap vaksin. Kemudian akan kita koordinasikan dengan Dinas Kesehatan terkait kebutuhan vaksinasi tersebut. Semoga semakin banyak santri yang divaksin,” tegasnya. Meski begitu, sambung Lia, ponpes ini beda dengan sekolah umum. Salah satunya karena santrinya berasal dari banyak tempat dan tak hanya warga Kota Bogor. “Berasal dari berbagai kota. Semoga tidak ada hambatan untuk vaksinasi bagi santri-santri yang bukan dari Kota Bogor. Sebab, jumlahnya banyak dan nggak sedikit,” tuntas Lia. (ryn/eka/py)