Setelah tiga pekan diluncurkan di Koridor 5 Stasiun Bogor- Terminal Ciparigi, armada Biskita Transpakuan yang mengaspal di Kota Bogor bakal terus bertambah. Teranyar, sembilan unit Biskita Transpakuan mengaspal di Koridor 6 jurusan Air Mancur- Parungbanteng pada Minggu (28/11). PELAKSANA Tugas (Plt) Direktur Utama Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor, Eko Wibisono, mengatakan, sembilan unit Biskita akan mulai melayani transportasi warga. “Besok sembilan unit bus lagi akan jalan, itu untuk Koridor 6, yaitu jurusan Air Mancur-Parungbanteng via Warungjambu, Jalan Pandu Raya lalu ke Jalan Regional Ring Road (R3),” katanya. Sehingga jika ditotal dengan Biskita Transpakuan yang sudah mengaspal lebih dulu di Koridor 5, yakni sepuluh unit, maka bakal ada 19 unit Biskita Transpakuan yang jalan di Kota Bogor untuk dua koridor. Penambahan ini juga secara bertahap memenuhi target menyediakan 49 unit Biskita Transpakuan hingga akhir tahun ini. “Bertahap, besok ada lagi, nanti terus bertahap sampai memenuhi target. Untuk sopirnya yang ada juga kita berdayakan, karena perekrutan kan masih jalan ya,” ujarnya. Awalnya, Pemkot Bogor bersama BPTJ bakal membuka jalur Biskita Transpakuan di Koridor 3 (Terminal Bubulak-Ciparigi) dan Koridor 4 (Ciawi-Ciparigi). Namun karena dua jalur itu melintasi Jalan Suryakencana, maka kemungkinan besar bakal ditunda dan tidak akan terlaksana tahun ini. Kawasan tersebut diketahui tengah mendapat sentuhan pembangunan dan penataan kawasan, termasuk merevitalisasi jalan serta membangun pedestrian pada 2021. Di mana proyek tersebut merupakan bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat sebesar Rp30 miliar. “Iya (koridor belum siap, red), karena jalan yang dilalui sedang ada pekerjaan dari dana PEN ya, proyek infrastruktur jalan. Kan standar pelayanan meliputi bus dan sarananya, harus bersih, baik, sampai headway-nya tepat waktu. Nah, kalau itu tidak terpenuhi, ya sulit kalau mau buka koridor itu,” papar Kepala BPTJ, Polana B Pramesti. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga mendorong BPTJ memperpanjang masa tarif gratis hingga 2022. Tak hanya itu, pemkot juga sempat mengusulkan agar Biskita Transpakuan jika sudah ditarif awal 2022 ada diskon atau potongan tarif bagi mahasiswa, pelajar, PNS hingga TNI-Polri. Dengan maksud menarik lebih banyak animo masyarakat naik angkutan umum massal. “Syukur-syukur bisa satu tahun. Awal 2022 juga masih bisa gratis, tapi perlu pembicaraan pengalokasian dari pusat. Kemudian yang penting yang kita bicarakan lainnya, yakni soal aktivasi koridor yang lain,” ungkap Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Selain itu, Pemkot Bogor tengah meminta diskon atau potongan tarif untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri hingga pelajar jika nanti Biskita Transpakuan mulai ditarif awal 2022. Rencananya program tersebut diterapkan pada ASN, TNI-Polri, mahasiswa hingga pelajar dengan maksud menarik minat penumpang. Namun keinginan Pemkot Bogor itu belum mendapat kepastian dari pemerintah pusat melalui BPTJ. “Sementara tahun depan masih akan diupayakan supaya kontinyu, tentunya kalau (keinginan, red) gratis sampai kapan itu, ya kita akan evaluasi dulu,” kata Kepala BPTJ, Polana B Pramesti, saat ditemui Metropolitan, Sabtu (27/11). Terkait besaran ongkos nanti ketika mulai penerapan tarif, pihaknya mengaku akan melakukan survei terlebih dulu. Sebab, tidak bisa ditetapkan begitu saja atau misalnya langsung mengadopsi tarif Bus Transjakarta di ibu kota DKI Jakarta. “Apabila berbayar, itu akan disurvei dulu oleh kita, berapa sih kemampuan dan kesanggupan masyarakat (Kota Bogor, red) bayar ini. Tentunya seperti Transjakarta saja masih subsidi. Jadi, kalau gratis sama sekali, saya tidak bisa menjanjikan, tapi akan evaluasi sampai kapan gratis dan penetapan tarifnya berapa. Akan ada survei dulu,” jelas Polana. Survei tersebut, sambung dia, salah satunya melihat besaran pendapatan di Kota Bogor. Sehingga penetapan tarifnya tidak akan sama dengan bus Transjakarta. “Masyarakat di Jakarta kan pendapatannya berbeda dengan di sini (Kota Bogor, red). Kita akan melihat itu juga sebagai salah satu dasar penetapan tarifnya berapa jika nanti diputuskan bertarif,” terangnya. Secara umum, Polana menjelaskan bahwa tiga pekan mengaspal di Koridor 5 Stasiun Bogor-Ciparigi, penumpang disebut mencapai 49.216 orang dengan rata-rata 2.140 orang per hari. “Bogor itu unik karena kalau Busway Transjakarta saat weekend itu nggak banyak, tapi di Bogor justru Biskita ramai karena banyak orang berwisata. Ikut dimanfaatkan orang sebagai transportasi berwisata. Puncak tertinggi saja akhir pekan lalu, pada 21 November itu mencapai 3.415 penumpang,” terangnya. Sementara itu, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Rusli Prihatevy, mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kota Bogor, khususnya PDJT, bisa kembali sehat agar bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Yang paling penting hari ini kaitan PDJT. Ada satu harapan PDJT bisa akselerasi. Kan ada Program Biskita, hanya saja nakhoda (direktur) nya belum. Ini harusnya bisa diselaraskan. Ini krusial di Komisi II biar bisa segera mendatangkan PAD,” jelas politisi Golkar itu. Tak hanya itu, pihaknya juga ingin PDJT nantinya dipimpin direksi yang bisa mengembalikan marwah perusahaan pelat merah tersebut. “Harapannya tentu bisa terpilih direksi yang betul-betul ahli di bidangnya,” harapnya. (ryn/feb/py)