Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengingatkan bahwa saat ini persoalan kesehatan bukan hanya Covid-19, namun ada pekerjaan rumah atau PR yang harus diselesaikan dari hulu ke hilir dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Sehat. BIMA Arya menegaskan, persoalan kesehatan tidak selalu tentang Covid-19, namun ada kanker, stunting, ODF, ODGJ dan lainnya yang masih menjadi persoalan dari hulu ke hilir. “Target pada 2024 yang ditetapkan harusnya stunting lebih rendah dari 10,7 atau bahkan 5 persen. Jika semua kerja keras secara bersama-sama tidak ada yang tidak bisa dicapai. Jangan terkuras terhadap isu pandemi yang memang menguras hati, sisakan ruang-ruang kesiapan kita untuk menangani kesehatan dari hulu ke hilir,” katanya saat puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 tingkat Kota Bogor di Puri Begawan, kemarin. Tak hanya itu, Bima Arya juga meminta jangan hanya kuratif dan rehabilitatif, namun harus juga preventif, promotif dan preemtif untuk mengajak semua bergerak menerapkan pola hidup bersih, menggelorakan semangat olahraga dan menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang peduli kesehatan sesuai turunan visi Kota Bogor. “Sisakan tenaga kita untuk tetap mengurusi kesehatan dari hulu ke hilir,” jelasnya. Menurutnya, ada tiga hal yang dilakukan Kota Bogor dalam menghadapi dan menangani di bidang kesehatan, khususnya di masa pandemi Covid-19, yakni dahsyatnya kolaborasi, indahnya inovasi dan kesabaran tanpa henti dari semua pihak di Kota Bogor. “Kalau tidak sabar tidak mungkin untuk kita semua bisa menghadapi pandemi. Kalau ada kepala dinas yang paling sering saya marahi, itu adalah kadinkes. Kalau ada camat atau lurah dipanggil Pak Kapolresta, saya bilang sabar, jangan berpikir macam-macam, ini untuk kebaikan semua. Teguran yang ada untuk kebaikan semua, bukan personal. Kata kuncinya, ketika bertugas adalah melampaui tupoksi, berpikir melampaui tupoksi, bekerja sama, berkolaborasi dan terus melakukan inovasi,” bebernya. Dalam kesempatan itu, ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor ini menyampaikan apresiasi secara khusus kepada Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dan Dandim 0606 Kota Bogor Kolonel Inf Roby Bulan atas kegigihannya melakukan inovasi membantu menangani pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Sehingga hasil yang didapat tidak hanya bermanfaat bagi Kota Bogor, tetapi juga menjadi benchmarking bagi daerah lain di Indonesia, di antaranya penerapan ganjil-genap, pelantikan kepala dinas menjadi direktur vaksin berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Hari ini situasinya berbeda, ini tentu bukan pesta kemenangan dan belum saatnya dirayakan. Tapi harus disyukuri. Jadikan masa sulit yang kita lewati menjadi pembelajaran bagi kita semua. Ini adalah hasil kesabaran semua, tapi semua tetap harus antisipasi dan tidak boleh lengah,” tegasnya. Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan, 57 tahun bukan waktu singkat dan telah banyak upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan Kota Bogor sehat. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi bersama tak hanya Covid-19, tapi juga beban ganda penyakit, seperti masih tingginya penyakit menular dan tidak menular. Penyakit degeneratif, hipertensi, jantung, kardiovaskuler, stroke dan kanker yang angkanya di Kota Bogor semakin meningkat. Ditambah stunting, status gizi, sanitasi, kesehatan lingkungan dan menurunkan angka kematian ibu serta bayi yang menjadi program prioritas nasional maupun Kota Bogor. “PR bersama lainnya adalah sanitasi, kesehatan lingkungan dan ODF,” sebutnya. Retno, sapaan Kadinkes, menuturkan, rangkaian kegiatan HKN ke-57 tingkat Kota Bogor telah dilaksanakan selama November 2021 dengan seluruh fasilitas kesehatan dan seluruh organisasi profesi kesehatan. Mulai dari edukasi penyuluhan kesehatan, Geber Covid-19, sidak KTR, talkshow terkait sehat dalam masa pandemi, pengabdian masyarakat, pemberian sarana prokes, donor darah dan pencanangan komitmen cegah stunting. “Peringatan ini menjadi momentum untuk bersyukur, karena kondisinya sudah cukup melandai dibanding kasus Juli 2021. Bahkan, Sabtu Minggu lalu nol kasus, harus dipertahankan. Capaian vaksinasi mencapai 89,43 persen, dahsyatnya varian delta mengakibatkan 460 nakes Kota Bogor terpapar Covid-19,” sebutnya. Di akhir acara, diberikan pula penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu program kesehatan di Kota Bogor. Selain itu, penghormatan bagi tenaga kesehatan yang telah mengorbankan nyawa dan jiwanya dalam penanganan pandemi Covid-19 dan vaksinasi. (ryn/eka/py)