METROPOLITAN – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor kumpul bareng tokoh agama dan tokoh masyarakat di Hotel Grand Mulya Sentul, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Selasa (1/3). Mereka duduk bareng dalam acara Coffee Morning bertajuk ‘Memperkokoh Komitmen Kebangsaan Tokoh Lintas Agama dalam Moderasi dan Toleransi’. Hasilnya, semua sepakat menandatangani pernyataan sikap bersama untuk menjaga kondusivitas wilayah Bumi Tegar Beriman. Pernyataan sikap tersebut berisi beberapa poin, di antaranya menolak ekstrimisme dan liberalisme dalam beragama yang merupakan kunci keseimbangan kehidupan sehari-hari demi terciptanya kehidupan beragama yang harmonis dalam kerangka Pancakarsa. Kedua, menghindari tindakan anarkis dan kekerasan dalam menyikapi permasalahan dan situasi yang sedang berkembang serta mengedepankan upaya-upaya tindakan preventif dalam penanganan masalah untuk terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif. Ketiga, saling menghormati dan menghargai serta menerima perbedaan hidup dalam lingkungan yang harmonis. Keempat, bersedia bekerja sama dengan pemerintah dan aparat untuk meneguhkan komitmen penanganan Covid-19 beserta dampak sosial yang ditimbulkannya. Kelima, senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, tetap setia terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bogor, Ade Yasin, menegaskan bahwa komunikasi antarseluruh komponen masyarakat yang beragam sangat penting untuk membangun sinergi, memperkokoh komitmen kebangsaan dalam moderasi dan toleransi antarsuku dan umat beragama. Khususnya dalam wabah Covid-19 yang menuntut solidaritas dan gotong-royong. “Alhamdulillah, sampai saat ini Kabupaten Bogor dalam keadaan kondusif. Permasalahan yang muncul selalu dapat diselesaikan bersama pemerintah daerah, Forkopimda dan tokoh agama maupun tokoh masyarakat,” ujar Ade Yasin. Menurutnya, upaya memelihara kerukunan umat beragama adalah tanggung jawab bersama. Harus melibatkan peran aktif pemerintah, tokoh atau pemuka agama, organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat, baik dalam deteksi dini maupun penanganan konflik di masyarakat. “Saya berharap melalui forum ini dapat menguatkan komitmen kita untuk menciptakan kehidupan antarumat beragama yang moderat, toleran, harmonis, demi terwujudnya stabilitas daerah yang kondusif dan visi Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban,” harapnya. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji, bersyukur pertemuan tersebut dihadiri para kiai, habib, tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama. Ia mengaku setiap tahun forum seperti ini selalu digelar agar seluruh tokoh lintas agama selalu kompak, saling bergandeng-tangan dan saling merangkul. “Soal beragama lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu, bagiku agamaku, indah sekali. Tidak ada aku minoritas atau aku mayoritas, dengan bersama-sama lebih kuat, dan insyaallah lebih mengaktualisasikan kembali,” kata Ahmad Mukri Aji. Ia juga berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbangsa agar jangan sampai terpecah belah.“Kita senantiasa berdoa Kabupaten Bogor tercinta ini insyaAllah selalu dalam keadaan damai dan penuh keberkahan,” tandasnya. (fin/mam/py)