METROPOLITAN.id - Kebakaran di Kelurahan pabuaran, Kecamatan Bojonggede yang menewaskan kakak beradik Rizki dan Nur Alif masih menyisakan kesedihan. Sebab, pemadaman api diduga terlambat lantaran kondisi gang yang sempit.
Selain itu tidak memungkinkan untuk mobil pemadam Kebakaran masuk tempat kejadian perkara (TKP). “Tidak memungkinkan, kalaupun pakai pemadam Kebakaran kan jarak tempuhnya sulit, karena terlalu dekat antara jarak rumah ke rumah yang lain,” kata Ipal pada Sabtu, 28 Januari 2023.
Untuk itu, rekan ayah korban, Ipal (50) meminta pemerintah daerah membuatkan hidran. Selain itu mantan Ketua RW 02 ini menjelaskan, wilayah di sekitaran TKP tidak termasuk daerah yang tertata dengan baik.
Baca Juga: Bapas Bogor Komitmen Wujudkan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Ipal juga menjelaskan bahwa di wilayah sekitaran TKP membutuhkan hidran untuk titik sambungan di mana petugas pemadam Kebakaran dapat memanfaatkan persediaan air yang ada untuk memadamkan api. Sehingga korbn Kebakaran nantinya bisa lebih cepat mendapatkan penanganan.
“Kecuali kalo tata kota kita sudah bisa di buat jalur hidran, tapi kan itu membutuhkan waktu ya. Kita juga pengen, kalau kita dikasih mah girang banget tapi kan anggarannya juga terbatas,” jelasnya.
Saat Ipal masih menjabat sebagai RW dia mengatakan pihaknya sudah pernah mengajukan usulan terkait pengadaan hidran di wilayahnya. Namun usulan tersebut terhambat oleh anggaran yang kurang memadai.
Baca Juga: Rizki dan Nur Alif Ditemukan Warga dalam Keadaan Berpelukan, Begini Harunya Proses Evakuasi
“Usulannya udah ada tapi ya itu tadi terhambat di anggaran. Kita cuma dikasih APAR mini satu, udah gitu buat satu RW. BIsa buat nyemprot kompor doang itu mah. Tapi dikasihnya itu ya kita terima Alhamdulillah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kebakaran terjadi di RT 04 RW 13, pabuaran, Bojonggede. Kebakaran yang diduga dari puntung rokok itu menewaskan dua orang yang berstatus kakak beradik. (devina)