METROPOLITAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor bakal merancang mata pelajaran antitawuran dan anti-kekerasan. Tujuannya untuk mencegah kembalinya aksi tawuran antarpelajar di wilayah Kota Bogor yang akhir-akhir ini marak terjadi hingga menelan korban jiwa. ”Sifatnya, kami hanya merancang pola pendidikan berupa pembinaan siswa antitawuran dan anti-kekerasan,” ujar Kepala Disdik Kota Bogor, Fahrudin, usai briefing staf di Balai Kota Bogor, kemarin. Menurut dia, pencegahan tawuran akan dicoba dengan langkah preventif melalui koordinasi dengan seluruh kepala sekolah dan orang tua untuk melakukan pengawasan di jam-jam rawan. Selain itu, akan diturunkan pula Satuan Petugas (Satgas) yang akan berpatroli di sekolah dan di titik wilayah rawan tawuran. “Jam rawan itu kan antara jam dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah. Harus selalu diawasi,” tegas Fahmi, panggilan akrabnya. Jadi, lanjut Fahmi, pola pembinaan siswa antitawuran dan anti-kekerasan akan diimplementasikan dalam bentuk materi pelajaran yang terintegrasi pada mata pelajaran agama, PKN, Penjaskes dan Bimbingan Konseling (BK). Pola ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan MPLS, kegiatan keagamaan, kegiatan sosial hingga peringatan hari-hari besar. ”Semua itu dilakukan demi menutup semua akses siswa ke kegiatan negatif dan terlebih memutus mata rantai tawuran,” pungkasnya.(tur/ar/sal/py)