METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melantik sejumlah pengurus Saka Bakti Husada tingkat Kota Bogor di gedung SMK Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor pada Sabtu (20/10). Pelantikan ini bertujuan untuk meningkatkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Selaku Ketua Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat melantik beberapa pengurus Sakti Bakti Husada tingkat Kota Bogor. Di antaranya seperti Ketua Majelis Pembimbing Saka Bakti Husada Rubaeah dan pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Kota Bogor Erna Nurlena beserta para anggota. Menurut Rubaeah, Saka Bakti Husada merupakan salah satu Satuan Karya Pramuka yang dijadikan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega dalam menyalurkan minat dan bakat di bidang kesehatan. Tak hanya sebagai wadah, Saka Bakti Husada juga dibentuk dengan tujuan melahirkan kader kesehatan yang handal dan menyentuh ke masyarakat. ”Saka Bakti Husada berhubungan erat dalam pembangunan kesehatan di masyarakat demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,” katanya. Rubaeah menuturkan, prioritas Kesehatan Nasional saat ini antara lain Germas, pencegahan stunting, TBC, peningkatan imunisasi dan isi piringku. Pihaknya akan melibatkan 120 anggota pramuka Saka Bakti Husada untuk diberdayakan demi terwujudnya program prioritas nasional sekaligus mendukung visi misi Dinkes Kota Bogor. ”Maka dari itu, kami adakan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) untuk anggota Pandega Saka Bakti Husada agar kader pramuka ini mau dan mampu hidup sehat untuk ditularkan ke masyarakat,” ujarnya. Sementara itu, Ade Sarip Hidayat mengatakan, Saka Bakti Husada merupakan satu dari tiga saka yang paling aktif di Kota Bogor, selain dari Saka Bhayangkara dan Saka Wirakartika. Pelantikan ini jangan hanya dianggap sebagai seremonial, tapi harus dimaknai, yakni berjanji melaksanakan perintah Allah, membantu pelaksanaan kesehatan ke masyarakat dan mematuhi Dasa Dharma Pramuka. ”Kota yang kita cintai ini punya mimpi menjadi kota sehat dan makmur, yakni sikap dan perilaku masyarakat harus sehat, pembangunan infrastruktur yang juga harus mendukung kesehatan. Hal ini tak mungkin bisa wujud jika hanya dari pegawai dinkes, tapi harus bergandengan tangan dengan masyarakat,” pungkasnya. (*/rez/py)