METROPOLITAN - Hingga saat ini pendidikan tinggi Indonesia masih mengalami banyak tantangan. Mulai dari kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan sarana-prasarana pendidikan dan daya saing di tingkat global. Untuk itu, salah satu kunci keberhasilan pengembangan pendidikan tinggi adalah upaya saling berkolaborasi antarperguruan tinggi. Bukan lagi saling memperuncing persaingan dengan sesama universitas. “Saat ini bukan eranya saling berkompetisi, tapi era saling berkolaborasi antarperguruan tinggi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis), M Ali Ramdhani, pada pertemuan dengan Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Jakarta. Eks direktur Pascasarjana UIN Bandung itu mengatakan, tidak ada superman dalam sebuah misi bersama, yang ada ialah superteam. Termasuk soal untuk maju secara akseleratif dan berkesinambungan, maka harus dilakukan secara bersama. “Ada pepatah mengatakan bahwa jika ingin berjalan cepat, maka jalanlah sendiri. Tapi jika ingin berjalan jauh, maka jalanlah bersama-sama,” ujar pria yang biasa disapa Dhani itu. Menurutnya, kolaborasi ini dapat dilakukan di banyak hal, misalnya pengembangan di bidang akademik berupa kerja sama antarcivitas dalam penulisan jurnal ilmiah maupun sabbatical leave atau professor exchange dan tentu kerja sama di bidang lainnya. Dalam pertemuan yang dihadiri para rektor dan ketua PTKIN seluruh Indonesia itu juga dibahas beberapa hal strategis yang sedang dihadapi perguruan tinggi. Di antaranya finalisasi berbagai PMA maupun KMA turunan dari PP Nomor 46 Tahun 2019, akreditasi perguruan tinggi keagamaan Islam, transformasi kelembagaan PTKIN, dosen tetap bukan PNS dan pengembangan jurnal ilmiah di PTKIN.(re/feb/py)