METROPOLITAN - Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau sistem Luar Jaringan (Luring) yang selama ini dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor dalam memberikan pembelajaran kepada siswa nampaknya kembali dikeluhkan wali murid. Mereka mengeluhkan Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru terus menumpuk. “Tujuannya sih bagus supaya anak bisa belajar serius, tapi guru kan nggak tahu kalau PR itu kami juga yang mengerjakan,” keluh ibunda Bian, wali murid di SDN Sindangsari, Bogor Utara. “Lebih parah lagi kalau sudah ada PR bahasa Sunda. Waduh, terpaksa saya harus minta tolong dikerjakan neneknya anak saya. Nggak peduli mau siang, malam hujan angin, terpaksa saya ke sana, walau saya harus menempuh jarak lebih dari 10 KM dari rumah saya,” sambung warga Ciluar, Kabupaten Bogor itu. Menurutnya, soal Luring itu sudah dikoordinir Koordinator Kelas (Koorlas). Orang tua tinggal mengambil soal Luring itu di koorlas-nya masing-masing. Kalau sudah kumpul lalu koorlas-nya yang menyerahkan ke sekolah dan proses itu terus berjalan selama pandemi. Akan tetapi ia menilai proses pembelajaran seperti ini patut dikaji ulang, dengan mempertimbangkan keseharian anak yang sudah bosan di rumah. “Guru-guru kan tinggal memerintahkan saja kerjakan halaman sekian sampai sekian. Sementara anak yang diberikan tugasnya mungkin karena sudah jenuh makanya mereka cuek saja. Kami lah orang tua yang harus mengerjakan tugas itu. Mending kalau tugasnya gampang dan sedikit. Ini tugasnya banyak dan susah pula. Akhirnya saya suka sakit kepala,” bebernya. Menanggapi hal itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, meminta warga khususnya wali murid tetap bersabar selama penerapan PJJ. “Kepada orang tua siswa harus tetap bersabar. Insya Allah pada 11 Januari 2021 kita buka belajar tatap muka lagi. Dinas Pendidikan saat ini sedang merancang program dan strategi agar siswa di Kota Bogor bisa kembali belajar dengan sistem tatap muka,” terangnya.“Kita akan lakukan pembelajaran tatap muka ini secara bertahap. Mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK. Untuk itu, para kepala sekolah harus mempersiapkan protokol kesehatan serta segala sesuatunya menyambut pelaksanaan pembelajaran tatap muka,” tandasnya. (ber/ar/rez/py)