Pemerintah membuka pendaftaran program beasiswa Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) untuk mahasiswa S1 yang berminat melakukan pertukaran di perguruan tinggi luar negeri. Program IISMA berlangsung satu hingga dua semester dan mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan kredit sebanyak 20 SKS. DIREKTUR Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nizam, mengatakan, visi IISMA adalah mengakselerasi mahasiswa untuk memperkuat dan membawa mahasiswa belajar di luar negeri. ”Nanti kuliahnya di kampus-kampus ternama di dunia, sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa di luar negeri,” kata Nizam, belum lama ini. Melalui program ini, Nizam berharap para mahasiswa bisa membangun persahabatan internasional dengan rekan-rekan dari seluruh dunia. Hal ini sesuai profil pelajar Pancasila yang digagas Kemendikbud Ristek yakni memiliki kebhinekaan global. Nizam juga mendorong perguruan tinggi dalam negeri bisa saling bekerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri. Sebab, setiap mahasiswa yang dikirim ke luar negeri untuk mengikuti program ini tetap harus dibimbing oleh dosennya dari Indonesia. ”Akan ada komunikasi, ada dialog, ada kolaborasi antara dosen dari perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi mitra di luar negeri,” kata Nizam. Sementara itu, Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan kepada mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini. Dukungan yang diberikan akan meliputi semua komponen yang dibutuhkan ketika mahasiswa menempuh pendidikan di luar negeri. ”Termasuk uang pendaftaran atau tuition fee akan dibayarkan langsung kepada perguruan tinggi mitra di luar negeri, kemudian juga kita akan membayarkan biaya perjalanan pulang pergi kelas ekonomi dari kota asal ke negara tempat tujuan belajar, kita akan mendukung biaya hidup bulanan, sesuai ketentuan LPDP dan kami sudah punya standar biaya untuk seluruh negara di dunia,” kata Dwi Larso. Sebanyak 73 perguruan tinggi dari 31 negara akan berpartisipasi dalam program ini dengan target mahasiswa dari Indonesia sebanyak 1.000. Sebanyak 60 perguruan tinggi dari jumlah tersebut sudah mengirimkan syarat protokol kesehatan yang harus dipenuhi mahasiswa selama berkuliah. ”Proposal dan protokol kesehatan yang harus ditempuh oleh mahasiswa dan ada berbagai syarat-syarat tertentu. Tapi intinya, 60 perguruan tinggi ini akan siap menerima mahasiswa belajar ke sana,” kata Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi. (rep/els/py)