METROPOLITAN – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei pada 86.286 siswa usia 12 sampai 17 tahun di 34 provinsi. Hasilnya diketahui 88 persen siswa sangat ingin dan bersedia divaksinasi. “Sebanyak 88 persen bersedia divaksin, tiga persen tidak bersedia dan 9 persen ragu-ragu,” jelas Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, dalam Rakornas KPAI 2021, Senin (30/8). Retno menjelaskan, angka 47 persen tersebut memiliki alasan untuk mendapatkan kekebalan tubuh. Hal ini dipahami setelah banyaknya orang yang mendapatkan vaksin memiliki gejala ringan ketika terpapar. “Jadi, ketika tertular gejalanya ringan, 25 persen bicara kekebalan, ada 24 persen mereka mau divaksin karena mau Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Sementara 2 persen bujukan orang tua dan ada jawaban lain-lain 2 persen,” katanya. Adapun dari 88 persen siswa yang bersedia divaksin tersebut baru 36 persen yang sudah divaksin. Sebanyak 64 persennya masih belum mendapatkan vaksinasi. “Yang belum kita tanya alasan belum divaksin 57 persen karena belum ada kesempatan. Ini berarti ada keterbatasan layanan vaksin,” ujarnya. Mereka yang belum divaksin adalah karena siswa masih dalam masa tiga bulan terkena Covid-19 sebesar 8 persen. Lalu sedang isolasi mandiri 1 persen dan 4 persen karena komorbid. Sementara itu, sebanyak 30 persen jawaban lainnya adalah anak-anak masih takut divaksin hingga takut efek vaksin. “Yang seperti ini perlu kita sosialisasi, karena mereka sudah bersedia sebenarnya ya,” pungkas Retno. (jp/feb/py)