METROPOLITAN – Sekolah mulai berangsur-angsur menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut merupakan salah satu upaya meminimalisasi terjadinya learning loss yang semakin melebar. Anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era-Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Eni Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan, upaya pemerintah menjalankan metode hybrid learning adalah langkah yang tepat. Khususnya bagi jenjang Pendidikan Dasar Usia Dini (PAUD). “PTM terbatas dan PJJ merupakan cara terbaik untuk mengurangi learning loss pemulihan PAUD berkualitas. Di PTM dapat diberikan esensial soal kesehatan, prokes, gizi, perlindungan, pengasuhan dan pengajaran anak,” tuturnya dalam Taklimat Media secara daring, Rabu (3/11). Dalam hal belajar anak usia PAUD juga perlu mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang tua (ortu) di dalam rumah. Sebab, mereka jauh lebih tertinggal jika dibandingkan anak di jenjang yang lebih tinggi. Meskipun begitu, memberikan dukungan kepada anak secara optimal bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. “(Dampak buruk kepada) PAUD berlaku sebagaimana pendidikan lainnya, tentu mengalami tantangan besar, tidak mudah bagi orang tua di rumah untuk dapat membimbing yang optimal agar seluruh aspek perkembangan anak dapat berlangsung,” ujarnya. Apalagi, anak usia PAUD emosinya masih belum stabil. Ditambah bila metode belajar orang tua tidak tepat, anak akan merasa sedih dan imunnya pun turun yang dapat mempengaruhi buah hati dalam mencerna ilmu yang diajarkan. Dorongan belajar dari orang tua akan sangat diperlukan untuk membantu anak menjalankan aktivitasnya. Sebisa mungkin orang tua diharapkan ikut dalam mengikuti pelajaran anak. “Pandemi mengajarkan kita bahwa hal bagaimana potensi teknologi dalam belajar, jadi kita bisa menjalankan pembelajaran dengan baik. Kita sebagai orang tua harus ikut belajar, karena anak sangat cepat untuk belajar. Teknologi itu juga harus dimanfaatkan ke arah yang baik,” tuturnya. (*/feb/ py)