METROPOLITAN - Chelsea memang dominan dan mampu melibas Juventus. Namun, kemenangan besar itu diraih tidak mudah oleh si Biru. Chelsea menjamu Juventus di Stamford Bridge, dini hari WIB kemarin, dalam upayanya meraih tiket ke 16 besar Liga Champions. Kemenangan lebih dari satu gol wajib didapat demi menggeser rivalnya itu dari puncak klasemen Grup H. Meski demikian, Chelsea yang tampil dominan sedari menit awal kesulitan membongkar pertahanan Juventus. Padahal mereka punya banyak peluang, sekitar tujuh dengan satu on goal dan Juventus cuma diberi satu kali attempts. Kebuntuan baru pecah pada menit ke-25 saat Trevor Chalobah menjebol jala Wojciech Szczesny dari jarak dekat. Kembali setelah itu, Chelsea sulit untuk menambah gol. Tak cuma karena penyelesaian akhir yang kurang tenang, tapi juga Leonardo Bonucci dan Matthijs de Ligt di lini belakang Juventus bermain taktis. Namun, Chelsea akhirnya bisa menambah dua gol langsung dalam selang tiga menit di babak kedua. Dua gol dari dari Reece James di menit ke-55 dan Callum Hudson-Odoi pada menit ke- 58 membuat Chelsea lebih nyaman. Hingga Timo Werner memantapkan skor jadi 4-0 di masa injury time. Chelsea benar-benar dominan dengan total 21 attempts dilepaskan, delapan di antaranya on goal. Strategi manajer Thomas Tuchel untuk tancap gas sedari menit awal terbayar. Dan tak lupa juga, kesabaran pemain Chelsea dalam membongkar pertahanan Juventus jadi kuncinya. ”Kami ingin terus bermain sabar sekaligus tidak lengah. Kami ingin meningkatkan ritme permainan dan intenstitas. Tidak mudah membuat peluang dan bikin gol, tapi kami membuatnya begitu banyak. Performa luar biasa dan hasil fantastis,” ujar Tuchel. ”Kami lebih tajam dibanding di Turin, kami lebih berani ambil risiko, sesuatu yang kurang di Turin. Anda tidak bisa menyerang mereka hanya dengan kontrol - Anda harus bisa penetrasi dan sering bergerak tanpa bola. Kami sangat bagus dan mencetak gol-gol yang cantik,” sambungnya. ”Saat bertahan, kami benar-benar dalam dan sulit dibongkar,” tutup Thomas Tuchel. (dtk/suf/run)