METROPOLITAN.id - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota bogor mencatat daya investasi di Kota bogor turun drastis selama 2020 lalu. Pandemi Covid-19 disebut jadi faktor capaian ini tidak sesuai target. Berdasarkan catatan DPMPTSP Kota bogor, sepanjang tahun 2019 lalu total nilai investasi yang dikomparasikan mencapai Rp2,5 triliun. Begitu terdampak pandemi pada 2020 lalu, total nilai investasi dalam satu tahun kemarin hanya menyentuh angka Rp1,65 triliun. "Capaian tahun kemarin memang terjadi penurunan investasi, tahun 2019 bisa Rp2,5 triliun dan di tahun 2020 Rp1,65 triliun," kata Kepala DPMPTSP Kota bogor, firdaus, Kamis (20/5). firdaus menuturkan, realisasi nilai investasi tersebut merupakan hasil evaluasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia berharap realisasi investasi dapat meningkat di tahun ini. "Iya, mudah-mudahan giat perkembangan bisnis ataupun juga investor yang datang ke Kota bogor itu bisa lebih baik. Memang, untuk pengajuan permohonan pembangunan besar belum ada, masih menunggu revisi RTRW selesai. Seperti itu," ucapnya. Dengan demikian, lanjut dia, untuk menarik minat investor dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kota bogor, pihaknya akan mempercepat proses pengajuan pelayanan di DPMPTSP. "Kita coba menggenjot seperti retribusi IMB, reklame dan upaya-upaya mempermudah proses percepatan perizinan, sehingga minimal PAD ataupun investasi bisa terus merangkak naik dan lebih baik," imbuh dia. Ia mengatakan, pada 2020 sektor yang cukup baik menyumbang investasi di Kota bogor, diantaranya adalah pembangunan-pembangunan untuk skala tidak besar. "Kemarin itu, ada beberapa seperti pembangunan ruko tercatat nilai investasinya. Itu cukup bagus bisa menopang juga perkembangan ekonomi di Kota bogor, yang tentunya dengan nilai investasi tahun lalu katakanlah turun drastis berkisar 20 persen, maka diharapkan tahun ini bisa up lagi," bebernya. Tahun ini, pihaknya menargetkan pencapaian investasi di Kota bogor bisa di angka Rp2,5 triliun. Ia pun berharap sektor perekonomian masih bisa tumbuh di tengah kondisi pandemi Covid-19. "Tahun lalu, di awal pandemi tidak terlalu mengagetkan bagi sektor ekonomi sehingga masih berjalan, sekarang kan benar-benar mengalami penurunan drastis, saya berharap giat usaha, proses perizinan tidak terdampak signifikan. Tahun sekarang targetnya minimal Rp2,5 triliun," tandasnya. (rez)