Senin, 27 Maret 2023

Koalisi PKB-Gerindra Diramal Bubar

- Selasa, 17 Januari 2023 | 12:01 WIB
DIRAMAL BUBAR: Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyapa para kader PKB dalam acara PKB Road To Election 2024 di Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, beberapa waktu lalu. (DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)
DIRAMAL BUBAR: Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyapa para kader PKB dalam acara PKB Road To Election 2024 di Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, beberapa waktu lalu. (DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

METROPOLITAN - Gema koalisi PKB dengan Gerindra terasa tak senyaring dulu. Si­apa capres dan cawapres yang bakal dinaikkan ke panggung Pilpres 2024 belum juga diu­mumkan.

Sejumlah pengamat belakangan memprediksi koalisi bernama Kebangkitan Indonesia Raya itu tak sampai ke pelaminan. Pengamat Politik, Ujang Komarudin, mengatakan, koalisi antara PKB dengan Gerindra tidak sedang baik-baik saja.

Banyak sinyal dan kode yang menunjukkan hu­bungan dua parpol itu sedang merenggang. “Saya kira setelah ini koalisi akan bubar jalan,” kata Ujang Komarudin se­perti dilansir Jawapos.com, Minggu (15/1).

Sampai sekarang, sebut Ujang, Gerindra ngotot mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subi­anto sebagai presiden. Namun, tidak ingin menjadikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskan­dar sebagai cawapresnya.

Hal itu tentu akan merugikan PKB dan Muhaimin. Padahal, dalam acara Ijtimak Ulama Nusantara beberapa hari lalu, Muhaimin menyatakan ingin didukung untuk menjadi capres atau cawapres. Nah, itu men­jadi sebuah kode bahwa PKB akan balik badan bilamana Prabowo dan Gerindra tidak mau mengusung Muhaimin sebagai cawapres.

Direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu men­gungkapkan, dalam koalisi posisi partai harus setara. Jika Gerindra ingin mengusung Prabowo sebagai capres, tapi tidak mau Muhaimin men­jadi cawapres, hal itu jelas tidak adil. Memperlakukan partai lain tidak setara.

’’Artinya, Gerindra inginnya menang sendiri. Jelas, itu tidak bisa diterima,” terangnya. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid, tak menampik kemun­gkinan koalisi PKB dengan Gerindra bakal bubar. Ia men­gatakan, koalisi itu seperti pacaran. Jika tidak ada kata sepakat, bisa saja berpisah.

Namun, pihaknya tetap ber­keyakinan bahwa koalisi dua partai itu bisa dilanjutkan.Yang jelas, para kiai dalam Ijtimak Ulama Nusantara menging­inkan Muhaimin maju sebagai capres atau cawapres. Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fa­waid, berharap Muhaimin dan Prabowo bisa berpasangan dalam pilpres mendatang.

’’Yang jelas, dalam koalisi itu tidak boleh memaksakan ke­hendak,” tegas legislator dari dapil Jatim X (Lamongan dan Gresik) tersebut. Sebelum Ramadan menda­tang, lanjut Gus Jazil, pihaknya berharap sudah ada keputusan tentang nama capres dan ca­wapres dari PKB.

Hal itu se­suai permintaan para kiai. ’’Kita tentu tetap akan berkomu­nikasi dengan Partai Gerindra,” tandasnya. (jp/feb/py)

Editor: admin metro

Tags

Terkini

X