METROPOLITAN.ID - Golkar tengah dilirik sejumlah partai politik (parpol) untuk bergabung di koalisi mereka. Sementara, rencananya PDIP akan berkunjung ke PAN dan PPP, yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar.
“Melihat ini masih sangat cair. Artinya, terbuka peluang untuk menjajaki koalisi,” ujar pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Firman Manan, Rabu (15/2).
Ia mencontohkan, wacana menyatukan KIB dengan koalisi Gerindra-PKB, semua itu masih sangat fleksibel. Pun rencana kunjungan PDIP ke sejumlah partai. Selama belum jelas sikap PDIP, maka manuver politik akan terus terjadi.
Baca Juga: Gelar Muscamlub dan Maksimalkan Konsolidasi Ranting, Ini Target Golkar Jakarta Selatan
“PDIP belum jelas siapa yang akan diusung. Indikasi berkoalisi dengan siapa juga belum. Tapi saya yakin PDIP akan berkoalisi,” sebut Firman yang juga Direktur Eksekutif IPRC itu.
Selain PDIP, posisi Golkar juga dianggap seksi. Tidak heran partai seperti PKS dan PKB ingin Golkar bergabung dengan koalisi mereka.
“Golkar sebagai partai memang harus diakui mesin partainya cukup efektif. Tentu Golkar menjadi variabel yang menentukan perolehan suara cukup tinggi, dan mudah membangun koalisi dengan Golkar,“ kata Firman.
Baca Juga: Terinspirasi Ridwan Kamil, Mantan Petinggi PSI Rian Ernest Ikut Masuk Golkar
Mesin Golkar yang bergerak menghasilkan perolehan suara tinggi pada pemilihan umum (pemilu) 2019. Namun, jelang pemilu 2024, Golkar masih ada kendala terkait figur.
“Golkar punya problem figur (kandidat capres), ada kebutuhan untuk menyandingkan posisi Ketua Umum Airlangga Hartarto dengan sosok yang punya elektabilitas tinggi. Sementara parpol lain membutuhkan dia karena Golkar punya mesin efektif,” jelas Firman.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra menilai PDIP tidak memungkinkan maju sendiri dalam pemilu 2024.
Baca Juga: Surya Paloh Ngaku di Golkar sejak Usia 16 Tahun
Menurutnya, PPP yang saat ini bergabung di KIB merupakan partai yang kemungkinan besar masih bisa dikendalikan PDIP. Sementara PAN, dalam situasi ragu-ragu.
Dedi juga menilai posisi KIB lemah, karena tidak mempunyai tokoh utama seperti koalisi lain. Sebab itu, KIB akan banyak menerima kunjungan karena potensi pergeseran di KIB besar jika melihat situasi saat ini.
Artikel Terkait
Luncurkan Aplikasi Jarimu Awasi Pemilu, Bawaslu Ajak Warga Laporkan Dugaan Pelanggaran
Bawaslu Diminta Jadi Garda Terdepan Sukseskan Pesta Demokrasi
Komisi II DPR RI Cek Kesiapan Pemilu 2024 di Kota Bogor, Ini Hasilnya
Sudah Mulai Coklit, 31 Pantarlih di Desa Tonjong Tajurhalang Diawasi PKD
Annisa Pantarlih Cantik di Desa Rumpin, Door to Door ke Rumah Warga di Gang Sempit