METROPOLITAN - Abdul Rohim, Ketua PAC PPP Kecamatan Parung yang maju sebagai calon anggota legislatif di Kabupaten Bogor 2019. Pria yang juga merupakan kader kesehatan di Bumi Tegar Beriman ini memiliki mimpi dapat mewujudkan Bogor Sehat. Lantas, seperti apa target yang dimaksud caleg DPRD Kabupaten Bogor dari Dapil 6 ini? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama suami Yuli Susanti:
Sejak kapan Anda bergabung di dunia politik? Saya bergabung dengan dunia ini sejak tahun 1994. Saat ini saya dipercaya menjadi Ketua PAC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Apa yang melatarbelakangi Anda mau terjun di dunia politik? Bergabung dengan politik ini karena dorongan orang tua. Dari kecil darah saya sudah PPP. Maka, saya ingin meneruskan perjuangan orang tua saya dan menyalurkan hobi saya, aktif di keorganisasian. Lalu, apa yang memotivasi Anda maju di Pileg 2019? Basic awal saya adalah seorang aktivis organsisasi kemahasiswan. Saya banyak aktif di bidang sosial dan keorganisasian. Maka, saya ingin memperjuangkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat melalui kursi parlemen. Khususnya di bidang kesehatan sesuai profesi saya sebagai kader kesehatan. Adakah terobosan dan perubahan yang ingin Anda wujudkan? Tentunya ada dan banyak sekali. Tetapi, yang paling utama adalah, saya sebagai kader PPP tentu memiliki kewajiban mengawal kebijakan Bupati Bogor, Ade Yasin melalui program Pancakarsa nya tentang Bogor Sehat. Jika saya dipercaya oleh masyarakat duduk di kursi parlemen, saya akan mengawal program ini dapat terlaksana di Kabupaten Bogor, khususnya terwujudnya pembangunan RSUD di wilayah Utara, Kabupaten Bogor. Bagaimana dengan terobosan lainnya? Selain memperj u a n g k a n pembanguan RSUD di wilayah Utara. Saya juga ingin memperjuangkan status kesehatan dan gizi ibu serta anak. Kemudian, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Lalu, memperjuangkan pelayanan kesehatan universal melalui kartu indonesia sehat. Selanjutnya, memperjuangkan terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin. Lalu, memperjuangkan pilar paradigma sehat seperti penguatan promotif (informasi tentang kegiatan pelayanan), penguatan preventif (pencegahan terhadap suatu masalah) dan pemberdayaan masyarakat. Terakhir, memperjuangkan aspirasi tenaga kesehatan.(mul/d/rez)